Surabaya - SMK Dr Soetomo Surabaya (SMEKDOR) menggelar pembekalan bagi para tenaga pendidik dalam penerapan kurikulum merdeka jalur mandiri yang akan diterapkan pada Tahun Ajaran 2022/2023.
Kepala SMEKDOR, Juliantono mengungkapkan bahwa dipilihnya merdeka mandiri karena Kurikulum Merdeka diwajibkan oleh Kemdikbud Ristek. Sebagai salah satu persiapan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka ini, adalah menyiapkan pemahaman para tenaga pendidik sebelum implementasi dijalankan.
Menurut Juliantono, dalam kurikulum merdeka mandiri, ada banyak perubahan yang disiapkan sekolah. Salah satunya istilah kompetensi keahlian diubah menjadi konsentrasi keahlian.
"Rencananya akan mulai kami terapkan pada Tahun Ajaran 2022/2023 bisa diterapkan di bulan Juni. Pada kurikulum ini juga membutuhkan kemampuan guru dalam mengajar. Terutama untuk pembelajaran yang berbentuk project based learning," jelas Juliantono usai Workshop Implementasi Merdeka Belajar, Selasa (24/5/2022).
Perubahan lainnya yakni penyesuaian jurusan yang dimiliki sekolah lebih dikerucutkan dan lebih terintegrasi. Jam mengajar yang berbeda karena ada profil pelajar Pancasila. Seperti diubahnya jurusan multimedia jadi produksi siaran dan televisi.
"Pertimbangan kita merubah jurusan ini karena kita dari SMEKDOR punya branding swa-TV yang mengelola penyiaran live streaming jadi lebih mempermudah dari segi fasilitas dan tenaga guru," ulasnya.
Baca juga:
Ribuan Pendidik di Lamongan Dukung Prabowo, Gus Sadad: Sekali Putaran Itu Nyata
Sementara Pengamat Pendidikan, Bukik Setiawan menyebut, orientasi kurikulum merdeka ini berbeda dengan kurikulum 2013. Pada penerapannya, kurikulum merdeka orientasinya pada siswa. Maka ada beberapa konsekuensi yang harus disiapkan sekolah.
"Yang pertama bagi guru harus siap memahami kompetensi murid dari hasil assesmen analisis yang dilakukan. Kemudian, kemampuan guru merancang pembelajaran sesuai kemampuan murid dan terakhir membuat pembelajaran relevan dengan kehidupan nyata melalui project based learning," papar Bukik.
Dengan penerapan kurikulum merdeka ini, lanjut dia, sekolah memiliki keuntungan karena assesment nasional dilakukan secara merata. Tidak hanya diukur pada satu jalur saja, melalui ujian nasional.
Baca juga:
Viral Video Syur, Diduga Libatkan Dua Tenaga Pengajar di Bangkalan
Dia menambahkan, perbedaan lain adalah materi yang tidak langsung dengan dunia kerja dipangkas hingga 30 persen. Sehingga ada akomodasi proses belajar yang lebih relevan.
"Ada pemetaan ulang kebutuhan produksi dan lebih relevan. Selama ini pendidikannya dikejar setoran kriteria keketatan KKM, semua orang tergopoh-gopoh mengejar nilai setinggi mengabaikan kompetensi nyata. Dengan MBKM dan asessmen ini lebih fair bagi sekolah dan siswa karena sesuai dengan kompetensi siswa dan menggambarkan sekolah secara utuh," pungkasnya.