Pixel Code jatimnow.com

7 Langkah Strategis Mas Dhito dalam Menangani Kasus PMK di Kabupaten Kediri

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Yanuar Dedy
Mas Dhito saat melakukan monitoring di Pasar Hewan Tertek (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Mas Dhito saat melakukan monitoring di Pasar Hewan Tertek (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

Kediri - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Kediri terus bertambah. Menyikapi penyebaran wabah itu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) menyiapkan 7 langkah strategis.

"Kita ketahui PMK ini penyebarannya begitu cepat. Kalau tidak segera ditangani serius, dampaknya bisa meluas dan semakin merugikan peternak. Makanya kita lakukan beberapa langkah untuk mengendalikan PMK di Kabupaten Kediri," terang Mas Dhito, Kamis (26/5/2022).

7 langkah strategis yang diambil Mas Dhito dalam mengendalikan PMK itu adalah pembentukan gugus tugas yang akan melakukan monitor dan menanggulangi PMK. Pengetatan dan pengawasan lalu lintas ternak serta menutup akses keluar masuk hewan ternak di wilayah terjangkit wabah.

Kemudian, penutupan sementara pasar hewan jika wabah meluas. Penutupan pasar hewan mulai diberlakukan pada 28 Mei sampai 10 Juni 2022. Penutupan dilakukan baik untuk pasar yang dikelola Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri maupun yang dikelola desa.

Baca juga:
Komitmen Mas Dhito Wujudkan Kemandirian dan Cegah Bullying Anak Disabilitas di Kediri

"Selama itu akan dievaluasi, tiga hari sebelum tanggal 10 Juni akan ada penentuan (penutupan) diperpanjang atau pasar sudah mulai dibuka," tambahnya.

Selain itu, dilakukan vaksinasi bagi hewan ternak, isolasi dan pengobatan secara intensif untuk hewan ternak sakit. Lalu pemotongan hewan ternak wajib dilakukan di Rumah Potong Hewam (RPH). Langkah itu dilakukan untuk memudahkan pemantauan kondisi hewan yang akan disembelih.

Baca juga:
Waspada Penipuan Catut Nama Mas Dhito, Janjikan Bantuan untuk Masjid dan TPQ

Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, jumlah kasus PMK per 26 Mei bertambah menjadi 174 kasus. Dari jumlah itu, satu kasus hewan ternak setelah dilakukan pengobatan secara intensif dinyatakan sembuh.

Kasus PMK itu tersebar di Kecamatan Kandangan, Kepung, Puncu, Kayen Kidul, Ngadiluwih, Kandat, Ngasem dan Grogol. Kasus di Kecamatan Grogol diketahui sapi diambil dari Ngadiluwih waktu pasaran hewan. Ini semakin memperkuat bahwa di pasar memiliki potensi penyebaran yang besar. (ADV)