Lamongan - Drama kolosal memeriahkan puncak acara peringatan Hari Jadi Lamongan ke-453. Pertunjukan ini merupakan kolaborasi unik antara Komunitas Seniman Muda Kabupaten Lamongan (Sendakala) dengan Bupati Lamongan H. Yuhronur Efendi sebagai lakon Ranggahadi dan beberapa Kepala OPD. Acara bertema 'Nggugah' (membangkitkan) Kejayaan Lamongan dan berlangsung di halaman Pemkab Lamongan, Kamis (26/5/2022).
Drama menceritakan kisah dan peristiwa penting awal mula perjalanan Lamongan menuju kejayaan di masa lampau. Dimulai dengan peristiwa Pralaya masa Raja Airlangga dan dibangunnya Candi Patakan. Lalu kisah pengasingan Dewi Andong Sari yang kemudian melahirkan Jaka Mada yang dikenal sebagai Maha Patih Gajah Mada, kisah perjuangan Sunan Drajad dan Sunan Sendang Dhuwur, kisah tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, dan kisah diwisudanya Ranggahadi oleh Sunan Giri IV sebagai Adipati pertama di Lamongan.
"Alhamdulillah penyelenggaraan Hari Jadi Lamongan ke-453 berlangsung sukses dan menyenangkan hati masyarakat. Mulai pagi, kami semua telah melaksanakan kirab pataka. Nanti ada berbagai kegiatan-kegiatan lain, seperti beberapa hari lagi juga akan kami adakan wayang di tempat ini," terang H. Yuhronur Efendi atau akrab disapa Pak Yes dalam siaran persnya.
Drama kolosal 'Nggugah' (membangkitkan) Kejayaan Lamongan.(Foto: Humas Pemkab Lamongan)
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam peringatan Hari Jadi Lamongan ke-453 adalah untuk menyemarakkan dan menggairahkan perekonomian pasca-pandemi. Kolaborasi dengan paduan budaya berhubungan pula dengan peningkatan aktifitas masyarakat, yang tentunya berdampak pula pada peningkatan perekonomian.
Baca juga:
6 Wilayah di Lamongan Rawan Bencana Hidrometorologi, Bupati: Terus Siaga
"Ini untuk menyemarakkan semuanya, menggairahkan kami semuanya. Terutama dalam hal kebangkitan ekonomi pascapandemi. Apakah budaya berhubungan dengan ekonomi? Jawabannya tentu. Karena setiap aktifitas masyarakat ini akan bisa meningkatkan aktifitas ekonomi," tambahnya.
Pak Yes juga terus mengajak masyarakat untuk bersama melakukan kolaborasi inklusif demi tercapainya cita-cita Lamongan.
Baca juga:
Guru di Lamongan Sujud Syukur Sambut Kebijakan Kenaikan Gaji
"Sekarang sudah saatnya siapa pun bersama-sama berkolaborasi, bergandeng tangan untuk kejayaan Kabupaten Lamongan yang berkeadilan. Semuanya pasti akan bisa terwujud asalkan semua bergandeng tangan berkolaborasi untuk menciptakan Lamongan yang inklusif, Lamongan yang terbuka. Termasuk seperti saat ini, kolaborasi dengan Sendakala, Seniman Muda Kabupaten Lamongan," pungkasnya.
Selain Pak Yes yang berperan sebagai tokoh utama yakni Ranggahadi, turut mengambil peran pula Kepala Bakesbangpol Dianto Hari Wibowo sebagai Airlangga. Kemudian Kepala Disparbud Lamongan Siti Rubikah sebagai Dewi Andong Sari, Kepala Dinas PMD M. Zamroni sebagai Jaka Mada, Kepala BPKAD Khusnul Yaqin sebagai Sunan Drajad, dan Sekda Lamongan Moh. Nalikan sebagai Sunan Sendang Dhuwur. Lalu Kapala DLH Anang Taufik sebagai warga Brondong pada kisah tenggelamnya kapal Van Der Wijck, dr. Aini Mas'ida dari RSUD Ngimbang sebagai Mbok Rondo Wura-Wari, dan Kepala SMPN 1 Lamongan Khoirul Anam sebagai Sunan Giri.