Lamongan - Sebulan jelang Idul Adha, Peternak sapi di Lamongan mulai ketar-ketir memikirkan nasib mereka yang semakin di ujung tanduk usai penyakit mulut dan kuku (PMK) mewabah.
Meraka mengkhawatirkan sapi peliharaan yang khusus dipersiapkan untuk Idul Adha tidak laku terjual. Padahal mereka juga sudah keluar biaya yang cukup besar untuk perawatan.
Kondisi ini dirasakan oleh Suratman peternak yang berencana menjual 10 ekor sapi saat Idul Adha mendatang.
"Sebabnya PMK, penjualan menurun padahal sapi-sapi peliharaan saya sehat namun daya beli sapi sangat lesu padahal jelang Idul Adha," ungkap Suratman, Kamis (2/6/2022)
Bak menelan pil pahit, para peternak termasuk Suratman ini mengaku bingung lantaran seluruh akses penjualan dihentikan. Belum lagi biaya perawatan serta mindset warga yang menganggap seluruh sapi saat ini terjangkit PMK dan memilih menghindarinya.
Baca juga:
Daftar Lengkap Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025
"Kalau disimpan terus malah ada yang curiga kena penyakit, ditawarkan keluar belum boleh. Pusing mikir PMK, Mas," gerutunya.
Menurutnya harga jual pun akan mengalami penurunan drastis. Akhirnya, momen Idul Adha yang diharapkan bisa meraih keuntungan justru malah rugi.
"Ya kalau secara bisnis hitungannya rugi. Harusnya kan di sini bisa dijual di harga belasan juta. Mau nggak mau harus turun harga, bisa- bisa di bawah sepuluh juta," lanjutnya.
Baca juga:
PKS Jatim Sebar 200 Ribu Paket Daging di Momen Idul Adha 2024
Sedangkan, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Moh Wahyudi mengungkapkan, pihaknya memaklumi apa yang menjadi keluhan para peternak atau kelompok pengusaha sapi.
"Jika kondisi membaik, sudah pasti akan ada pasar yang dibuka," kata Wahyudi menanggapi curhatan peternak sapi jelang Idul Adha.