Lamongan - Meski terkendala cuaca, produktivitas hasil petani melon di Dusun Slempit, Desa Pangkatrejo, Kecamatan Sugio, Lamongan, bisa dibilang cemerlang.
Hal itu pun turut menggerakkan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi untuk mengapresiasi ketekunan para petani yang tetap ulet menggeluti profesi petani melon meski dihadang berbagai tantangan.
"Luar biasa, walaupun ditengah cuaca ekstrem, tapi petani di Pangkatrejo ini masih bisa profit rata-rata 1 hektare sekitar Rp27 juta," ucap Yuhronur atau Pak Yes saat giat Festival dan Panen Melon Megilan di Desa Pangkatrejo, Kamis (2/6/2022).
Diungkapkan Pak Yes, bahwa pertanian hortikultura ini merupakan salah satu alternatif pilihan di tengah pertanian dengan sistem irigasi tadah hujan. Bahkan di beberapa wilayah seperti Brondong, meski tidak memiliki lahan pertanian melon seluas daerah Sugio, petani melon memilih menggunakan green house sebagai media tanam melon.
"Kemarin bahkan kita panen di daerah Brondong malah tidak di lahan yang seluas ini, di lahan green house, karena tekad dan keinginan kuatnya untuk bertanam melon. Alhamdulillah hasilnya juga cukup memuaskan, artinya di beberapa tempat di Kabupaten Lamongan ini sudah demikian banyak produksi melon, khususnya hortikultura ini yang rata-rata berhasil dan bisa dipanen dengan baik, salah satu contonya ada di Pangkatrejo ini,” ungkapnya.
Baca juga:
Istri Bupati Lamongan Ngunduh Mantu 27 Pasangan Pengantin
Terkait pemasaran melon, di Pangkatrejo ini tidak mengalami kendala.
"Kedepan akan terus kita kembangkan, akan terus kita dorong, akan terus kita fasilitasi supaya produksi melon di Kabupaten Lamongan ini akan semakin baik, bahkan nanti bisa menjadi branding hortikultura Lamongan adalah melon. Ayo terus ditingkatkan ini bareng-bareng pemerintah," tambah Pak Yes.
Baca juga:
Ekosistem Pers di Lamongan Berjalan Ideal, Tingkatkan Kompetensi lewat OKK
Diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Sukriyah, untuk melon di Kabupaten Lamongan tahun 2022 sampai dengan bulan Mei telah mencapai 61 hektare dengan luas panen 38 hektare dan produksi 1.689 kuintal, dengan rata-rata produktivitas 44,46 kuintal per hektare.
Adapun khusus di Desa Pangkatrejo terdapat 23 hektare dengan varietas Pertiwi yang sudah panen. Dalam satu tahun, tanaman melon tersebut dapat dipanen sebanyak empat kali.
"Saat ini produksi melon memang kurang karena cuaca. Namun produk melon ini sangat menjanjikan, salah satunya tanaman buah yang semua lini menyukai. Secara analisa usaha tani dengan biaya modal sekitar 63 juta per hektare dengan harga jual per kilogram saat panen 5 ribu dan produksi per hektar rata-rata 20 ribu kilo dapat menghasilkan sekitar 100 juta per hektare, jadi ada untung kurang lebih 37 juta sekali panen," ungkap Sukriyah.
URL : https://jatimnow.com/baca-45780-meski-terkendala-cuaca-petani-melon-lamongan-raup-untung-rp27-jutaha