Pixel Codejatimnow.com

Anwar Sadad Minta BTT Wabah PMK di Jatim Dioptimalkan dan Tepat Sasaran

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad bersama Plt Gubernur Emil Elestianti Dardak saat berkunjung ke kandang sapi di Pasuruan (Foto: Dok. Fq for jatimnow.com)
Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad bersama Plt Gubernur Emil Elestianti Dardak saat berkunjung ke kandang sapi di Pasuruan (Foto: Dok. Fq for jatimnow.com)

Pasuruan - Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad turut hadir dalam kunjungan Plt Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak ke kandang sapi milik Mulyono di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Rabu (6/7/2022).

Sadad meminta Pemprov Jatim mengawal ketat penyaluran Belanja Tak Terduga (BTT) untuk penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Tentu pentingnya kehadiran Pemprov Jatim di bawah, melihat langsung kondisi real di lapangan. Setelah ini, setelah payung hukum BTT sudah ada, segera ditentukan dengan jelas, bagaimana mekanisme penyalurannya ke bawah. BTT harus dioptimalkan dan kuncinya tepat sasaran," terangnya.

Sadad menyarankan agar pemprov menggunakan BTT tidak hanya untuk obat. Namun juga ganti rugi kepada peternak yang kehilangan sapi akibat PMK.

"Obat perlu, vitamin dan pakan juga perlu. Yang penting juga bagaimana mereka peternak yang merugi karena sapinya mati itu mendapat ganti rugi. Karena dari hewan ternak mereka hidup, misal sapi perah, kalau sapi mati, peternak sudah tidak dapat pemasukan," jelas dia.

Baca juga:
Video: Melihat Kontes Sapi Jumbo di Tulungagung

"Saat Covid-19 lalu kan ada santunan untuk korban yang meninggal. Saya kira pantas untuk PMK, ketika peternak yang kehilangan hewan ternaknya juga diberi santunan untuk mereka bisa menyambung hidup bekerja kembali," imbuh Ketua Partai Gerindra Jatim itu.

Sadad juga meminta Pemprov Jatim terus mengawal wabah PMK hingga tuntas. Terlebih, di kawasan Nongkojajar dan Tutur sudah menjadi pusat sentra susu sapi.

"Menurut saya penting kehadiran Plt Gubernur Emil dan jajaran kepala dinas menunjukkan bahwa peternak tidak sendirian. Jadi ada support, back up nyata, bahwa kita tidak ingin PMK menurunkan kualitas dan produktivitas sapi," terangnya.

Baca juga:
Mengembalikan Sapi Perah sebagai Rojo Koyo Warga Kota Batu

Karena, wabah PMK tersebut sudah saatnya mendapat penanganan yang masif oleh pemerintah.

"Untuk susu sapi di sini sudah menjadi sentra selama ini. Ini juga butuh timbal balik peternak, supaya mereka sedini mungkin menginformasikan kalau ternaknya terpapar, karena informasi dokter hewan, kalau diketahui sejak dini, masa recovery bisa 3-4 hari. Kalau telat pasti lebih lama. Semua pihak harus gotong royong menyelesaikan PMK," tandasnya.