Pixel Codejatimnow.com

Senyum Semringah Para Pedagang Kambing di Bojonegoro Jelang Idul Adha

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Misbahul Munir
Pak Solkan Imron (baju kuning) saat memberi makan domba di sentra ternak Sumber Ternak Desa Simbatan Kecamatan Kanor. (Foto: MIsbahul Munir/jatimnow.com)
Pak Solkan Imron (baju kuning) saat memberi makan domba di sentra ternak Sumber Ternak Desa Simbatan Kecamatan Kanor. (Foto: MIsbahul Munir/jatimnow.com)

Bojonegoro - Meski di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), jelang Idul Adha 1443 H ini permintaan hewan kurban jenis domba atau kambing di Bojonegoro mengalami peningkatan. Tentu hal tersebut membuat para peternak dan pedagang hewan kurban semringah.

Salah satu peternak domba Solkan Imron asal Desa Simbatan Kecamatan Kanor menyebutkan permintaan domba jelang hari raya Idul Adha tahun ini mulai mengalami peningkatan sejak seminggu terakhir.

Sedikitnya terdapat 500 ekor domba yang dipersiapkan pada hari raya Idul Adha. Jumlah ini diperkirakan bisa bertambah lantaran banyak dari tetangga yang menitipkan domba di kendang miliknya.

"Dalam sehari biasanya domba yang terjual berkisar antara 10 sampai 50 ekor, semua hasil ternak sendiri, ada juga titipan warga sekitar," ujar Solkan

Prihal harga Solkan mengaku tidak ada perubahan yang signifikan dibandingkan dari tahun lalu, berkisar antara harga Rp2,5 juta sampai Rp3 juta.

"Pembeli biasanya suka domba yang bertanduk ukuran premium dengan bobot sekitar 28 kilogram ke atas," bebernya.

Disinggung prihal omzet per hari, Solkan malu-malu untuk menjawabnya. Dia hanya menyebut momentum Idul Adha sebagai panen bagi para peternak domba dan kambing.

"Ya alhamdulillah hari ini panennya para peternak," tandasnya.

Sementara itu, terkait pengaruh wabah PMK terhadap penjualan dan ketahanan hewan ternak, Solkan mengungkapkan untuk domba relatif lebih kuat dan tahan terhadap wabah PMK. Dia memastikan semua domba miliknya dalam keadaan sehat.

Baca juga:
Harga Telur, Ayam dan Bawang Masih Tinggi, Ini Penjelasan Pedagang Pasar di Kediri

"Kemarin pas pengecekan dari dinas semuanya sehat, tapi untuk pengiriman keluar wilayah Bojonegoro, sesuai dengan aturan Dinas Peternakan harus mempunyai surat sehat dan surat jalan, ini juga sudah kita urus," jelasnya.

Terpisah, pedagang hawan kurban musiman Parwanto warga Campurejo menyebutkan penjualan hewan kurban pada tahun ini mengalami peningkatan dari pada tahun sebelumnya.

Dia yang membuka lapak sejak Kamis (30/6/2022) di Jalan Lisman Desa Campurejo Kecamatan/Kota Bojonegoro, tak pernah sepi pembeli. Dia mengungkapkan setiap hari setidaknya menjual sekitar 2 sampai 7 ekor hewan kurban.

"Alhamdulillah laku terus pokoknya per hari," kata Purwanto.

Baca juga:
PKS Sebar 252.700 Paket Daging Kurban ke Warga Jawa Timur

Purwanto menyiapkan 60 ekor hewan kurban yang terdiri dari 51 ekor jenis domba atau gibas dan 9 ekor jenis etawa. Harga yang dipatok bervariatif yakni mulai dari Rp2,2 juta untuk jenis domba atau gibas dan yang tertinggi Rp6 juta untuk jenis etawa.

"Rata-rata penjualan paling banyak untuk kurban jenis domba atau gibas dengan harga rata-rata Rp3 jutaan," ungkapnya.

Selain menjual langsung, Purwanto juga menerima jasa titip hewan kurban dan pengiriman secara gratis, jadi hewan yang sudah dibeli bisa di titipkan dan akan di antar sebelum penyembelihan.

"Pengiriman sekitar wilayah kota gratis, tapi untuk di luar wilayah Kota ada dikenakan biaya pengiriman untuk ganti ongkos tenaga dan transportasi," pungkasnya.