Pixel Code jatimnow.com

Hoaks Seputar Daging Kambing dan Domba

Editor : REPUBLIKA.co.id   Reporter : REPUBLIKA.co.id
Pembeli memilih hewan qurban kambing dan domba di Ngampilan, Yogyakarta, Rabu (6/7/2022). (Foto: Wihdan Hidayat/Republika)
Pembeli memilih hewan qurban kambing dan domba di Ngampilan, Yogyakarta, Rabu (6/7/2022). (Foto: Wihdan Hidayat/Republika)

jatimnow.com - Di Indonesia, kadang sebagian orang masih sering keliru menyebut domba dengan kambing. Contohnya saat Idul Adha, masyarakat sering menyebut akan sembelih kambing, padahal yang akan disembelih adalah domba.

Media massa juga kadang masih keliru memilih foto antara domba dan kambing dalam suatu berita. Sering ditemui juga bahwa restoran yang menyediakan sate kambing ternyata dari daging domba. Bahkan hampir dipastikan bahwa hampir semua restoran sate tersebut menggunakan daging domba.

Muhamad Baihaqi SPt MSc, dosen IPB University dari Fakultas Peternakan mengatakan, terdapat dua hoaks yang masih beredar di masyarakat. Pertama adalah perbedaan kambing dan domba yang sering keliru dan anggapan daging kambing dan domba berkolesterol tinggi.

“Padahal di negara barat seperti Eropa dan Amerika, daging kambing disebut sebagai the healthiest red meat. Kandungan kolesterolnya jauh lebih rendah dibanding jenis daging lainnya seperti sapi dan ayam, namun proteinnya tinggi,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (9/7/2022).

Selain itu, imbuhnya, kandungan asam lemaknya jauh lebih rendah dan kadar proteinnya masih tinggi. Daging kambing dan domba juga lebih mudah dicerna dan diserap oleh tubuh dibanding protein nabati. Bahkan, di rumah sakit luar negeri disarankan diet bagi penderita jantung untuk mengkonsumsi daging kambing. Protein dari daging kambing dan domba dapat diserap oleh tubuh hingga 90 persen.

“Keunggulan lainnya adalah kandungan antioksidan yang jarang diungkap oleh para dokter, yang justru menyarankan untuk menjauhi konsumsi daging kambing. Daging kambing memiliki kandungan bioaktif dan asam amino esensial yang baik untuk meningkatkan sistem imun tubuh,” tambahnya.

Menurutnya, munculnya opini bahwa daging tinggi kolesterol sebenarnya diakibatkan dari pola masak yang kurang tepat. Pengolahan daging kambing biasanya diolah dengan tinggi lemak dan jeroan daripada porsi daging utuhnya. Selama porsinya sesuai dan pengolahannya tepat, daging kambing memang sehat bagi tubuh.

Baca juga:
Daftar Lengkap Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025

“Perbedaan mendasar antara kambing dan domba adalah dari sisi genetiknya. Kambing dan domba memiliki jumlah kromosom yang berbeda. Kambing memiliki jumlah kromosom 60, sedangkan domba 54. keduanya merupakan spesies yang berbeda sehingga sampai saat ini keduanya tidak dapat dikawinkan,” jelasnya.

Dari sisi morfologi yang mudah dikenali, lanjutnya, kambing berjenggot sedangkan domba tidak. Ekor kambing mengarah ke atas, sedangkan domba ke bawah. Dari bentuk dan ukuran tanduk juga berbeda. Umumnya tanduk domba lebih tebal dan menggulung ke dalam. Bibir domba bercelah sehingga dapat membantu saat merumput, sedangkan kambing tidak bercelah. Tidak semua domba juga memiliki jenis wool keriting, ada kambing yang juga memiliki jenis wool keriting.

“Kambing biasa memakan daun dengan memanjat pohon, sedangkan perilaku makan domba adalah grazing atau merumput. Perbedaan perilaku lainnya adalah cara berkelahi kambing berdiri atau adu kaki, sedangkan domba berkelahi dengan adu kepala,” imbuhnya.

Baca juga:
PKS Jatim Sebar 200 Ribu Paket Daging di Momen Idul Adha 2024

Sementara itu, katanya, susu kambing memiliki struktur lemak lebih kecil sehingga lebih mudah dicerna daripada susu sapi dan domba. Sehingga susu kambing sangat baik bagi penderita penyakit paru-paru. Di dalam susunya juga memiliki zat aktif lebih tinggi daripada domba dan sapi.

Lihat Artikel Asli

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama jatimnow.com dengan Republika.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Republika.co.id