Pixel Codejatimnow.com

Tinggal 1 Kecamatan Zero PMK, Bupati Lamongan Berencana Salurkan Bantuan Obat

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Simulasi penggunaan obat PMK olah Drh. Indro Cahyono selaku penemu di hadapan warga Lamongan.(Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Simulasi penggunaan obat PMK olah Drh. Indro Cahyono selaku penemu di hadapan warga Lamongan.(Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

Lamongan - Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Lamongan makin mengkhawatirkan. Dari 27 kecamatan, kini menyisakan 1 kecamatan yang zero PMK. Tercatat ada 3.393 sapi terjangkit PMK di 26 kecamatan. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan berencana menyalurkan bantuan obat.

"Sebelumnya bertahan di 25 kecamatan. Per hari ini sudah 26 kecamatan, yang mati sekitar 25 ekor sapi," ungkap Bupati Lamongan Yuhronur Efendi atau Pak Yes, Senin (25/7/2022).

Obat PMK sempat dipaparkan tokoh publik Dahlan Iskan dan Drh. Indro Cahyono dalam workshop di Pendopo Lokantantra. Pak Yes pun langsung meresponsnya dengan cepat.

"Ternyata sudah ada perusahaan yang memproduksi temuan obat PMK secara masal. Nanti kami (Pemkab Lamongan) membeli dan berikan secara gratis," terang Pak Yes.

Baca juga:
Melihat Dari Dekat Balai Ternak Senilai Rp500 Juta di Lamongan

Obat PMK terbagi dalam beberapa jenis. Antara lain desinfektan, salep, dan bubur. Penyediaan obat diharapkan lebih mempermudah para peternak.

"Kalau memang itu obatnya efektif, nanti tinggal kami tunjuk distributornya. Agar selanjutnya bisa dibeli secara mandiri oleh peternak" paparnya.

Baca juga:
Kandang Ternak di Lamongan Terbakar, 3 Hewan Mati Terpanggang

Data yang dihimpun Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, Kecamatan Karangbinangun masih nol PMK. Sementara sapi yang di potong paksa sebanyak 28 ekor. Sapi yang masih sakit sebanyak 2.401 ekor.

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi
Peristiwa

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi

Pasar Banyuwangi akan direvitalisasi menjadi pusat perbelanjaan dan destinasi heritage yang terintegrasi dengan Asrama Inggrisan, eks kantor dagang Inggris.