PONOROGO:: jatimnow.com - Nama Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni mendadak menjadi pusat perhatian.
Bukan karena menolak digandeng Khofifah Indar Parawansa sebagai calon wakil gubernur Jatim, namun karena tangan dinginnya dalam memimpin kabupaten yang dikenal sate dan reognya itu.
Diantara terobosannya yang luput dari perhatian nasional, yaitu ia akan membangun kampung reog serta outlet yang memamerkan produk warga Ponorogo.
Konsep yang digagas menyerupai Universal Studio di Singapura. Untuk membangun kawasan industri itu, Ipong menyiapkan lahan seluas 6 hektar di Jalan Tambakbayan.
Anggaran yang disiapkan Rp 70 Miliar dengan rincian Rp 60 Milar dari APBD dan Rp 10 Miliar dari Kementerian Pariwisata. Rencananya, pembangunan yang dimulai sejak awal 2017 lalu ini akan selesai di akhir tahun 2018.
"Bahkan nantinya di kampung reog akan dibangun seperti Universal Studio Singapura," kata dia belum lama ini.
Ia menjelaskan gambarannya, nantinya akan dibangun sentra batik serta seniman reog yang berkumpul dalam satu tempat. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara bisa tahu bagaimana proses pembuatan reog, bagaimana membuat batik dan lain-lain.
"Di sini akan ada pula panggung mini yang setiap saat reog bisa tampil bahkan setiap jam tampil di depan wisatawan yang ingin melihat pertunjukkan reog," jelas bupati yang juga menerbitkan aturan pelajar harus berbatik Ponorogo setiap hari Kamis ini.
Tak cukup di situ, dia juga giat kampanye ke petani untuk meninggalkan pupuk kimia ketika bertani. Selain menjaga lahan, juga hasil akan maksimal jika beralih menggunakan pupuk organik.
Karena itu, Ipong memberikan bantuan Pupuk Organik Cair (POC) kepada para petani di Desa Gupolo, Kecamatan Babadan. Kelompok tani Sri Rejeki mengaku peningkatan produktivitas gabahnya mencapai 0,7-1,1 ton per hektare.
Di desa itu, program pertanian organik sudah berjalan, setiap petani dapat bantuan POC 5-12 liter per hektare.Namun karena kepemilikan lahan petani rata-rata 0,3 Ha tiap petani dapat bantuan POC 2 liter.
Penentuan jumlah bantuan ini merupakan rekomendasi dari Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) dan Direktorat Jenderal (Dirjen) Sarana dan Prasarana (PSP).
"Kalau diajak langsung untuk pakai organik pasti tidak mau, kalau dikasih contoh kelamaan, jadinya kita subsidi bantuan pupuk," terang Ipong yang memegang teguh etika dalam berpolitik ini, Senin (25/12/2017).
Namun karena kepemilikan lahan petani rata-rata 0,3 Ha tiap petani dapat bantuan POC 2 liter. Menurutnya, penentuan jumlah bantuan ini merupakan rekomendasi dari Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) dan Direktorat Jenderal (Dirjen) Sarana dan Prasarana (PSP).
Bahkan hasil kualitas padi usai diberikan pupuk organik lebih baik dibandingkan dengan yang tidak pakai organik.
"Sudah di cek di Sucofindo, gabahnya lebih baik yang pakai organik," tegas Ipong.
Selain itu, Ipong juga akan menghidupkan kembali kampung batik. Karena di masa lalu, batik Ponorogo dikenal secara nasional.
"Corak batik kita ada bulu meraknya, salah satu ciri reog," kata Ipong dengan tertawa.
Nama Ipong ini sempat menyeruak ke permukaan ketika Khofifah sedang mencari calon wakil sebelum akhirnya memutuskan memilih Bupati Trenggalek Emil Dardak. Informasi yang diterima, Ipong menolak menjadi pasangan Khofifah jika diwajibkan 'berbaju' salah satu partai pengusung.
Baca juga:
Harga Bahan Pangan di Ponorogo Melonjak jelang Nataru, Daging Tetap Stabil
(redaksi)
Baca juga:
Harga Bahan Pokok di Pasar Ponorogo Naik jelang Nataru
URL : https://jatimnow.com/baca-48-ponorogo-di-tangan-dingin-bupati-ipong