Pixel Codejatimnow.com

Jasa Cuci Pusaka di Jombang Kembali Banjir Orderan Setelah 2 Tahun Pandemi

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Elok Aprianto
Sudahri (52) warga Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, saat mencuci pusaka milik pelanggan.(Foto: Elok Aprianto)
Sudahri (52) warga Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, saat mencuci pusaka milik pelanggan.(Foto: Elok Aprianto)

Jombang - Penyedia jasa cuci pusaka di Jombang turut terdampak Covid-19. Mereka sepi orderan selama dua tahun masa pandemi. Tapi Muharram atau Suroan tahun ini, penyedia jasa cuci pusaka kembali panen cuan.

Salah satu penyedia jasa cuci pusaka adalah Sudahri (52), warga Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Jombang. Pada momen Suroan tahun ini, setiap harinya ia bisa mencuci 25 pusaka. Ditemui di lokasi pencucian pusakanya di area pasar belakang Terminal Mojoagung, Sudahri mengaku sejak sebulan sebelum Suroan sudah banyak pesanan.

"Sangat meningkat pemesanan di tahun ini timbang sebelum-sebelumnya. Kalau di tahun sebelumnya mungkin per hari dapat 5 pesanan saja. Tapi Suroan tahun ini mungkin jadi berkah, pemesanan per harinya sempat tembus 25 pemesanan," ungkapnya, Sabtu (30/7/2022).

Kondisi ini mampu membuat Sudahri dan istrinya Sujini (50) tertawa lepas. Sebab pendapatan dari jasa mencuci pusaka mengalami peningkatan drastis.

"Saya sangat bersyukur banget. Kapan hari itu kalau diperkirakan setiap harinya bisa tembus Rp1 juta hingga Rp2 juta, karena pemesanannya juga banyak," bebernya.

Sujini (50), istri Sudahri saat menunjukkan pusaka milik pelanggan yang sudah maupun belum dicuci.(Foto: Elok Aprianto)Sujini (50), istri Sudahri saat menunjukkan pusaka milik pelanggan yang sudah maupun belum dicuci.(Foto: Elok Aprianto)

Pelanggan jasa pencucian pusaka tak hanya dari Jombang. Tetapi banyak dari luar daerah.

"Mulai dari Probolinggo, Sidoarjo, Jember, Banyuwangi. Usaha ini kan sudah dari dulu, mas. Jadi memang banyak pelanggannya, dari Jombang juga ada," tegasnya.

Baca juga:
Operasi Aman Suro 2023, Polda Jatim Terjunkan 1.325 Personel

Dikatakan Sudahri, untuk proses mewarangi bilah pusaka, terlebih dahulu dibersihkan dengan air. Selanjutnya bilah pusaka digosok dengan larutan dari jeruk nipis yang dicampuri sabun.

"Setelah itu bilah pusaka direndam dengan air kelapa. Kemudian kembali dibersihkan dengan air bersih. Setelah itu, baru dijemur untuk dikeringkan," paparnya.

Usai melalui proses pengeringan, bilah pusaka diwarangi atau direndam dalam cairan khusus yang diwariskan dari nenek moyangnya.

"Ini agar pamor dan slorok yang terdapat pada bilah pusaka muncul kontras dengan warna bilahnya. Juga agar tidak gampang karatan," ujarnya.

Baca juga:
Peringatan 1 Suro Sisakan 202,5 Kg Sampah di Alas Purwo Banyuwangi

Untuk memanfaatkan jasa pencucian pusaka, para pemilik pusaka tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Tarifnya bergantung dari ukuran bilah pusaka yang dicuci.

"Untuk tarifnya macam-macam. Mulai dari Rp50 hingga Rp150 ribu tergantung ukuran. Ini saja baru datang 52 pusaka yang harus segera dicuci," pungkasnya.