Banyuwangi – Momentum Tahun Baru Hijriah disambut meriah oleh warga Banyuwangi. Salah satunya lewat tradisi “oncor-oncoran” alias berkeliling kampung dengan mengarak obor. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengikuti tradisi ini bersama warga di Lingkungan Baluk, Kelurahan Kebalenan, yang tak lain adalah wilayah tempat tinggalnya.
Jumat (29/7/2022) malam, Ipuk bersama ratusan tetangganya di Lingkungan Baluk berjalan berkeliling sambil membawa obor dari halaman Masjid Darul Falah dan berakhir di tempat sama. Warga tumpek-blek. Rombongan mengular lebih dari 100 meter. Nyala obor membuat suasana menjadi indah. Mereka berkeliling kampung dengan jarak sekitar 3 kilometer.
Bupati Ipuk melempar guyonan yang disambut tawa ceria warga. Suasana begitu meriah. Warga guyub bercengkerama bersama.
“Assalamualaikum Mak Ipuk, mak isun, bupati hang hun sayangi (bupati yang saya sayangi),” teriak warga membuka acara.
“Alhamdulillah, semua warga guyub. Laki-laki, perempuan, tua muda hingga anak-anak bergembira bersama, menyiapkan pawai ini bersama-sama. Warga Baluk memang top,” puji Ipuk.
Pawai diawali doa bersama di masjid seusai salat Magrib. Tak kurang dari seribu orang yang memadati halaman masjid hingga meluber ke jalan raya. Mereka membawa oncor beraneka bentuk. Di sepanjang jalan, peserta kirab mengumandangkan istigfar, tahmid dan salawat.
Ketika sampai di sudut-sudut kampung, dikumandangkan adzan dan iqamah. Hal ini sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT untuk menjauhkan mara bahaya dan musibah dari kampung tersebut.
Bupati Ipuk yang ikut berkeliling juga menyempatkan diri untuk menyapa warga yang berdiri di sepanjang jalan. Permintaan foto bersama pun dilayani Ipuk dengan sabar.
Setelah berkeliling kampung, semua peserta pawai obor kembali berkumpul di titik awal. Di halaman masjid, mereka makan bersama nasi tumpeng yang telah dibawa sebelumnya. Dengan riang dan guyub masyarakat Baluk menyantap sajian tersebut.
Baca juga:
Peluang Banyuwangi Tarik Wisatawan saat Libur Nataru, Ini Kata Wamen Pariwisata
Ketua Takmir Masjid Darul Falah sekaligus panitia penyelenggara peringatan Tahun Baru Hijriah Sugito menyebutkan, tradisi ini telah berlangsung sejak lama.
“Namun dalam dua tahun terakhir ini libur karena pandemi. Saat ini kami mulai lagi karena pandemi sudah cukup terkendali,” ungkapnya.
Pawai oncor-oncoran di Lingkungan Baluk sebagai bagian dari mendoakan kampungnya agar terselamatkan dari berbagai bala dan musibah.
“Di empat penjuru kampung, kami adzani. Ini sebagai doa agar Allah menghindarkan segala musibah dari kampung kami,” terangnya.
Baca juga:
Peserta Seleksi PPPK Banyuwangi Jalani Ujian dalam Ambulans, Ini Penyebabnya
Bupati Ipuk mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai bentuk upaya mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana diketahui, kalender Hijriah atau penanggalan Islam dihitung sejak masa hijrah Nabi Muhammad bersama para sahabat dari Mekkah yang saat itu dikuasai kaum Quraisy menuju ke Madinah.
"Saya senang kegiatan menyongsong pergantian tahun ini berlangsung meriah. Tidak hanya pada peringatan tahun baru Masehi saja. Semoga dengan acara ini, kami bisa meneladani perjuangan Nabi Muhammad tatkala hijrah dari Mekkah ke Madinah," ungkap Ipuk.
Salah satu keteladanan yang patut dijadikan pedoman adalah persaudaraan antara kalangan Muhajirin (orang-orang yang berhijrah dari Mekkah) dan Ansor (orang-orang asli Madinah).
"Semoga semangat persaudaraan, keguyuban dan gotong-royong di Kampung Baluk ini. Seperti halnya persaudaraan dan kegotongroyongan para sahabat nabi, kaum Muhajirin dan Ansor," harap Ipuk.