Pixel Codejatimnow.com

Bercocok Tanam Ala Guru SMKN 2 Ponorogo, Hasilnya Dibagikan Gratis

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Mita Kusuma
Tarmin saat bercocok tanam.(Mita Kusuma/jatimnow.com)
Tarmin saat bercocok tanam.(Mita Kusuma/jatimnow.com)

Ponorogo - Tarmin tetap bisa menyalurkan hobi bercocok tanam meski dengan keterbatasan lahan. Yakni dengan sistem tabulampot. Guru teknik komputer dan jaringan Guru SMKN 2 Ponorogo itu memanfaatkan dak di atas kos miliknya untuk bercocok tanam. Ia memanfaatkan galon air mineral bekas untuk media tanam. Sayur mayur, buah dan lombok terlihat tumbuh subur di atas dak kos-kosan miliknya.

Tempat kos Tarmin berada di Jalan Poncowolo, Kelurahan Brotonegaran, Kabupaten Ponorogo. Saat dikunjungi, dia tampak sibuk merawat tanamannya di atas dak. Beberapa tanaman yang telah layu, diambil. Kemudian dibuang ke sebuah wadah.

"Ini nanti kalau sudah busuk kan jadi kompos. Jadi tidak ada sampah dari sini. Semua bermanfaat," ujar Tarmin mengawali perbincangan, Kamis (11/8/2022).

Tarmin lalu bercerita awal mulanya melihat anak kos selalu kesulitan dalam hal makan. Jika mereka ingin memasak juga tidak ada waktu untuk keluar membeli bahan makanan.

Dia yang mempunyai hobi bercocok tanam pun memutuskan membuat sebuah kebun yang menghasilkan. Hanya saja, bapak satu anak itu terkendala lahan. Hingga akhirnya menemukan metode yang pas. Tarmin memanfaatkan dak kos miliknya untuk bertanam. Dengan demikian, puluhan anak kos yang juga siswanya bisa memasak dari hasil bercocok tanamnya.

"Mereka mau masak kangkung ya tinggal mengambil. Mau masak sawi juga ada. Nyambel, lombok juga ada, " jelas Tarmin.

Baca juga:
10 Kambing di Ponorogo Hangus Terpanggang Gegara Bakar Sampah

Menurutnya, tidak terbesit sedikit pun untuk menjual. Jika kebetulan panen dan harus berganti tanaman, dia memilih memanen dan membagikan secara gratis ke tetangganya.

Tak jarang ketika harga cabai melonjak, Tarmin yang saat itu panen memilih untuk memberikan ke salah satu pondok pesantren.

Menurutnya, justru dengan disedekahkan tanamamnya semakin subur. Dia bahkan telah panen cabai hingga 10 kali dari satu pohon. Pria berusia 40 tahun itu rajin melakukan pruning (pemangkasan) ranting. Hal itu menjadi bagian dari tindakan perawatan. Setiap kali dilakukan pruning terhadap sebagian ranting-rantingnya, akan muncul tunas-tunas baru beserta bakal buahnya.

Baca juga:
618 CJH Asal Ponorogo Dijadwalkan Menuju Tanah Suci Pertengahan Mei

Tarmin berharap apa yang dilakukannya bisa memberikan inspirasi dan edukasi kepada para guru dan warga untuk ikut kreatif. Sebab bisa saja bercocok tanam tanpa ada lahan.

"Kalau saya sendiri kan bercocok tanam bisa mengurangi stres ya. Juga mengisi waktu luang. Saya sebelum berangkat kerja juga pulang kerja menengok tanaman saya," tambahnya.

Untuk media tanam yang bagus untuk tabulampot adalah tanah dicampur sekam dan pupuk kandang atau kompos yang telah difermentasi. Untuk penyiraman, menggunakan sistem drip (menetes) sehingga tinggal memutar kran air akan mengalir melalui instalasi pipa drip yang telah terpasang di masing-masing tanaman.