jatimnow.com - Gelaran tahunan Surabaya Cross Culture Festival tahun ke-14 resmi ditutup oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kamis (19/7/2018) malam.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menyampaikan, atas terselenggaranya pertukaran budaya ini Pemkot Surabaya mendapat nilai tertinggi.
"Kita mendapat nilai 5 dan itu nilai tertinggi diantara beberapa kota yang ada," ungkap Wali Kota Risma usai menutup acara Cross Culture, Kamis, (19/7/2018) di halaman Taman Surya.
Disampaikan Wali Kota, atas terselenggaranya acara ini, ke depan Surabaya bakal diundang oleh beberapa negara untuk pentas budaya pada September dan November.
“Sedangkan, festival besarnya, juga akan diundang pada tahun 2020, tapi saya lupa kapan bulannya,” ujarnya.
Said Rachmat selaku Presiden of CIOFF menilai, Pemkot Surabaya sangat baik dan luar biasa saat menggelar acara ini.
Hal Itu dibuktikan dengan hasil review kepada beberapa negara yang merasa bangga dan berbahagia mengikuti acara SSF. “Kami sangat bangga dengan apa yang dilakukan pemkot,” ungkap Zaid.
Bahkan, kata Said, acara ini sudah dikenal oleh negara dunia. Hal ini dibuktikan ketika negara-negara lain meminta agar diikutsertakan dalam acara ini.
"Masyarakat Surabaya begitu antusias dan interest karena warganya sangat plural dalam melihat perbedaan, sehingga mereka nyaman berada di Surabaya," imbuhnya.
Ke depan, dirinya berharap acara ini semakin semarak dan peserta semakin banyak. Sehingga Indonesia khususnya Surabaya semakin dikenal oleh negara-negara internasional lainnya.
"Ceritakan pengalaman dan kelebihan Surabaya kepada keluarga anda disana," pesan Said kepada para tamu undangan diiringi tepuk tangan.
Penutupan Cross Culture Festival 2018 dibuka dengan penampilan tarian treng-treng Praban asal Surabaya.
Baca juga:
Menteri ATR/BPN - PWNU Jatim Teken Kerja Sama Sertifikat Tanah Wakaf
Lalu dilanjutkan dengan tarian internasional asal Uzbekistan dengan iringan musik tutor (alat musik tradisional dan dinyanyikan saat hari libur nasional) serta arkon berupa tarian permainan.
Dilanjutkan tarian khas dari Jerman, New Zealand, Rusia, Polandia, Bulgaria, Rumania kemudian ditutup dengan tarian asal Meksiko.
Para undangan dan warga Surabaya dibuat bersemangat selama pertunjukan berlangsung, salah satunya dengan penampilan kontingen Meksiko yang menampilkan tarian alisko dengan perpaduan kostum warna warni, iringan musik luar biasa serta gerakan yang energik.
Sebagai penutup, tari reog Surabaya ditampilkan dan mendapat tepuk tangan meriah dari para delegasi maupun undangan yang tak beranjak dari tempat duduk hingga acara selesai dengan lagu berjudul Surabaya oh Surabaya.
Sebelumnya, para peserta luar negeri dijamu makanan dan minuman oleh Pemkot Surabaya. Kepala Bagian Umum dan Protokoler Kota Surabaya Wiwiek Widiyanti menuturkan, porsi menu makanan paling banyak disediakan yaitu krupuk dan peyek kacang.
“Kalau krupuk dan peyek kacang selalu habis, bahkan dibawa ke hotel para delegasi khususnya delegasi asal Rusia,” ujar Wiwiek.
Baca juga:
Arus Peti Kemas TPS Naik 9,77 Persen Hingga Oktober 2024, Ekspor-Impor Tetap Stabil
Sedangkan untuk menu makanan berat, Wiwiek telah menyiapkan 800 porsi makanan dengan berbagai menu makanan diantaranya, nasi kuning, rolade, soto ayam, pangsit mie, batagor, siomay dan sate kelapa.
Sedangkan minuman yang disediakan es manado, es teler, es degan, es cao serta minuman produk UKM Kota Surabaya.
Terlihat bagaimana para tamu undangan sangat menikmati makanan dan minuman yang disajikan Pemkot Surabaya. Seperti yang disampaikan Clea salah satu penari asal New Zealand.
Dirinya mengaku senang dengan penyambutan serta sajian yang disediakan Pemkot Surabaya. "Sangat bagus dan istimewa. Saya akan selalu ingat dengan Kota Surabaya," tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Luca penari asal Jerman yang mengaku kagum dengan suasana Kota Surabaya. “Sangat bagus dan saya sangat mencintai Kota Surabaya,” ucapnya sambil tersenyum.
Penulis/Editor: Erwin Yohanes