Pixel Codejatimnow.com

Harga Pangan Relatif Stabil, Kepala Daerah Diminta Jaga Inflasi

Editor : Sofyan Cahyono  
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Humas Setkab/Agung)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Humas Setkab/Agung)

jatimnow.com - Harga sejumlah komoditas pangan sudah relatif stabil. Volatile food sudah relatif terkendali dibandingkan saat Lebaran 2022 yang terjadi kenaikan permintaan.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/08/2022).

“Harga pangan per hari ini relatif sudah stabil. Harga beras juga rata-rata masih kuat sekitar Rp10 ribu, daging sapi dan daging ayam sudah turun harganya. Demikian pula terkait dengan gula pasir, bawang merah, bawang putih, cabai merah, itu seluruhnya turun,” ujar Airlangga dikutip dari situs resmi Setkab, Jumat (19/8/2022).

Airlangga menambahkan, inflasi pada Juli 2022 berada di angka 4,94 persen. Tingkat inflasi dipengaruhi faktor harga komoditas global dan tekanan inflasi di beberapa daerah.

“Inflasi 4,94 persen di Juli 2022. Inflasi di paruh waktu 2022 faktornya selain komoditas global juga cuaca. Kemudian juga terkait dengan tekanan inflasi oleh beberapa daerah dan terkait dengan produksi,” terangnya.

Secara spasial, terdapat 30 provinsi yang realisasi inflasinya di atas nasional. Airlangga pun meminta seluruh kepala daerah beserta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga tingkat inflasi di daerahnya.

“Para gubernur untuk ikut menjaga (inflasi) dan melalui TPID agar melakukan ekstra effort agar stabilisasi harga dapat dijaga,” ujarnya.

Baca juga:
Tekan Harga Pangan, Pemkot Malang Buka Opsi Kerja Sama Antar Daerah

Airlangga mengungkapkan, partisipasi pemerintah kabupaten/kota untuk memperkuat TPID saat ini mencapai 78 persen. Angka itu meningkat dari partisipasi tahun lalu sebesar 71 persen.

“Ada beberapa daerah yang berprestasi. Tentu diharapkan dapat diberikan fasilitas dan tambahan tentunya insentif dari Ibu Menteri Keuangan,” imbuhnya.

Selaku Ketua TPIP, Airlangga menyampaikan bahwa pihaknya juga terus berupaya meningkatkan sinergi pemangku kepentingan dalam pengendalian inflasi. Terutama menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Ini dilakukan melalui program 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

Baca juga:
Kang Giri Sidak ke Pasar di Ponorogo, Ini Hasilnya

“Dari segi keterjangkauan, pemerintah memberikan stimulus ekonomi berupa bansos (bantuan sosial), baik dari APBN maupun APBD. Dari segi ketersediaan, cadangan beras relatif aman melalui Bulog 1-1,5 juta ton. Sementara kelembagaan melalui fasilitas KUR (Kredit Usaha Rakyat) pertanian dan juga sistem resi gudang. Sistem gudang ini yang masih perlu dioptimalisasikan,” ujar Airlangga.

Airlangga juga menekankan perlunya komunikasi efektif untuk menjaga ekspektasi masyarakat sehingga tidak menimbulkan panic buying. Di dalam laporannya, Airlangga turut menggarisbawahi peran APBN dalam menekan kenaikan harga BBM dengan mengalokasi subsidi pemerintah. Dengan semua program dan upaya yang telah dilakukan, Menko Perekonomian berharap laju inflasi dapat terus dijaga.

“Kami terus berharap beberapa program dan extra effort yang dilakukan dan diperkirakan laju inflasi 2022 di kisaran 4-4,8 persen. Bloomberg memprediksi angka 4,5 persen,” pungkas Airlangga.