Pixel Codejatimnow.com

Protes Kesulitan Air, Warga Segel Tandon di Desa Wringinanom Malang

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Achmad Titan
Warga dan petani saat segel tandon Simpar.(Foto: Mulyono to jatimnow.com)
Warga dan petani saat segel tandon Simpar.(Foto: Mulyono to jatimnow.com)

Malang - Warga dan petani menyegel tandon simpar di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Senin (12/9/2022). Penyebabnya mereka kekurangan air karena eksploitasi. Warga yang tergabung dalam Forum Penyelamat Sumberpitu juga memasang banner bertuliskan ‘Kembalikan Sumberpitu, Petani Juga Butuh Air’.

Perwakilan warga, Mulyono mengatakan sebenarnya tandon Simpar adalah penampungan air yang diambil dari Sumberpitu di Desa Duwet Krajan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Setelah sumber dikelola Perumda Tugu Tirta Kota Malang dan Perumda Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang, warga kesulitan air.

"Kami kesulitan air. Selain untuk kebutuhan sehari-hari, air tersebut mengalir ke persawahan kami. Sekarang warga dan petani pun merasakan dampak yang luar biasa. Konflik antarwarga dan petani kerap terjadi lantaran air yang sebelumnya melimpah menjadi sedikit dan sangat kurang mengaliri pertanian maupun rumah warga," keluhnya.

Terlebih pengambilan air yang luar biasa tidak diimbangi dengan kompensasi. Sejak 2015, janji yang diberikan pemerintah sebelum proyek Sumberpitu dibangun tidak ada satupun yang terealisasi.

“Ini pengambilan airnya luar biasa. Terutama PDAM Kota Malang (Perumda Tugu Tirta) mengambil dan selalu menambah kapasitas air. Kami tidak setuju. Karena itu berdampak pada sawah dan ladang kami mengering,” urainya.

Dampak dari ekploitasi air yang berlebihan, produksi padi maupun sayur di wilayah Kecamatan Tumpang, Pakis dan Poncokusumo menurun.

Baca juga:
Sarjana Pengangguran di Kota Malang Ditangkap Polisi, Edarkan Ganja 2 Kilogram

“Kami sudah sampaikan protes ke Pemerintah Kabupaten Malang, kami sudah mengadu ke DPRD Kabupaten Malang. Tapi sampai saat ini belum ada solusi,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan warga lainnya, Zulham Akhmad Mubarok. Ia mengatakan penyegelan yang dilakukan menjadi pelajaran para pengelola air dan bentuk perjuangan untuk menyelamatkan Sumberpitu.

"Protes ini sejatinya dilakukan sejak air Sumberpitu diambil dan dieksploitasi. Dulu 2015, kami menolak pembangunan pipa. Tapi pipa tetap dibangun. Air dari Sumberpitu tetap diambil. Eksploitasi yang berlebihan berdampak pada petani dan warga. Ini yang kami perjuangkan,” katanya.

Baca juga:
Imigrasi Malang Komitmen Berperan Aktif dalam Evaluasi Kota Layak Anak

Perlu diketahui dalam protes berjalan cukup lancar, tidak ada yang berbuat anarkis. Semuanya berjalan damai. Kendati demikian, sejumlah petugas tampak melakukan pengamanan dengan ketat. Anggota Polsek Tumpang dan Polsek Poncokusumo melakukan pengamanan area.