Malang - Dinas Kesehatan Kota Malang mencatat 3.000 kasus HIV/AIDS, yang terdata sejak tahun 2005. Artinya, setiap bulan terhitung ada 10-15 kasus baru.
Kepala Dinkes Kota Malang dr Husnul Muarif menyebut, HIV/AIDS rentan menyerang usia produktif mulai 15-50 tahun.
"Penularan paling besar karena gaya hidup seperti lelaki seks dengan laki-laki (LSL), itu yang menyumbang angka terbanyak. Disusul heteroseksual, dan penggunaan jarum suntik akibat narkoba," jelasnya, Rabu (21/9/2022).
Meski temuan ini cukup mengejutkan, pihaknya memastikan tidak ada lonjakan atau penurunan kasus HIV/AIDS di Kota Malang. Kebanyakan merupakan pengidap lama yang saat ini sedang menjalani pengobatan. Pihaknya pun tetap memberikan pelayanan kesehatan kepada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Baca juga:
199 Warga Lamongan Terinfeksi HIV, 11 Orang Meninggal
"Ada enam puskesmas yang melayani pemeriksaan dan pelayanan obat-obatannya. Misal di Puskesmas Dinoyo ada 800 klien ODHA rutin menjalani pengobatan," tuturnya.
Sementara di RS Saiful Anwar, ada 900 pasien. Lalu di rumah sakit lain seperti RSI Unisma dan RST dr Soepraoen, masing-masing merawat 100 sampai 200 ODHA.
Baca juga:
Perilaku Seks Bebas Akibatkan Angka Kasus HIV/AIDS di Trenggalek Bertambah
"Dalam penanganan kita memang mengedepankan Voluntary Counseling and Testing (VCT). Dengan cara menerjunkan tim untuk menyasar tes VCT ini kepada lingkup atau kelompok-kelompok rentan terjangkit HIV/AIDS. Jika ditemukan yang mengidap maka akan langsung dibimbing dan diarahkan pada pengobatan yang ada," tutupnya.