Pixel Code jatimnow.com

Mitigasi Belum Maksimal, Banjir Bandang dan Longsor Masih Hantui Kota Batu

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Achmad Titan
Banjir bandang yang pernah tejradi di Kota Batu. (Foto: Dok. jatimnow.com)
Banjir bandang yang pernah tejradi di Kota Batu. (Foto: Dok. jatimnow.com)

Kota Batu - Menjelang musim penghujan, bencana banjir bandang masih membayangi Kota Batu. Pasalnya upaya mitigasi setiap tahun masih belum begitu maksimal sehingga membuat Pemkot melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan antisipasi terhadap hal tersebut.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirur Rochim mengatakan akibat kurang maksimalnya mitigasi tidak menutup kemungkinan peristiwa banjir di kawasan Bulukerto pada tahun lalu kembali terjadi.

"Sebab potensinya masih ada. Karena pembangunan yang terjadi di Dusun Sambong berupa revitalisasi sungai hanya berupa perbaikan darurat dan bukan pengerjaan secara utuh. Oleh sebab itu nantinya BPBD akan melakukan pengawasan secara intens dikawasan tersebut termasuk di titik lain," ujarnya, Jumat (23/9/2022).

Tak hanya Desa Bulukerto, terdapat sekitar 10 titik potensi banjir pada tahun ini seperti Sungai Beru dan Sungai Paron. Selain itu juga beberapa titik dikawasan pemukiman Kota Batu seperti Kelurahan Sisir dan Kelurahan Temas.

"Bukan hanya banjir, ada 7 titik kawasan dengan potensi bencana longsor yakni Desa Giripurno, Kelurahan Songgokerto (payung), dan Desa Gunungsari. Oleh sebab itu antisipasi kami dengan memasang 12 unit early warning system (EWS) di setiap lereng Gunung Arjuno seperti Desa Sumber Brantas, dan Desa Sumbergondo yang juga termasuk dalam titik rawan longsor di Kota Batu," imbuhnya.

Baca juga:
BPBD Tuban Gelar Pelatihan Jitupasna, Langkah Cepat Pascabencana

Terpisah, Kasi Pencegahan dan Kesiap Siagaan BPBD Kota Batu Gatot Nugroho menegaskan bahwa tahun ini pihaknya kembali menambah jumlah unit EWS sebanyak 12 unit untuk mengantisipasi terjadinya bencana longsor tersebut. Rinciannya, pada 2020 lalu menganggarkan 5 unit kemudian bertambah menjadi 10 unit pada tahun 2021, sedangkan untuk 2022 melakukan pemasangan 1 EWS dari BPBD Kota Batu dan 1 EWS bantuan dari BPBD Provinsi.

"Pemasangan tahun ini dilakukan di Dusun Celaket Desa Gunungsari dan satunya kami pasang di Desa Sumberejo. 1 unit EWS anggarannya sekitar Rp106 juta. Selain itu, yang pasti kami juga dibantu dengan Forum Penanganan Resiko Bencana (FPRB) yang tersebar di setiap desa dan kelurahan," ujarnya.

Baca juga:
Bupati Trenggalek Tinjau Pemulihan Cepat Banjir Bandang di Munjungan

Targetnya pada 2022 Kota Batu bisa memiliki disetiap desa dan kelurahan, namun realisasinya masih tersisa tiga desa yang belum, yakni Desa Torongrejo, Desa Mojorejo, dan Desa Pendem.

"Kemungkinan tahun depan sudah terbentuk secara sempurna dan lengkap sehingga Kota Batu bisa benar-benar menjadi kota yang tangguh terhadap bencana," tandasnya.