Pixel Codejatimnow.com

Tingginya Angka Pernikahan Bikin KUA di Daerah Ini Kekurangan Buku Nikah

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Misbahul Munir
Kasi Binmas Kemenag Bojonegoro Abdulloh Hafidz.(Foto: Misbahul Munir)
Kasi Binmas Kemenag Bojonegoro Abdulloh Hafidz.(Foto: Misbahul Munir)

jatimnow.com - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro mencatat dalam setahun ada sebayak 10 ribu pasangan yang melangsungkan pernikahan. Tingginya angka pernikahan membuat stok buku nikah di beberapa KUA kecamatan habis.

Kasi Binmas Kemenag Bojonegoro Abdulloh Hafidz mengatakan, pihaknya rata-rata buku nikah dan akta nikah untuk 10 ribu pasangan.

"Jumlah itu mengalami peningkatan sejak 3 tahun terakhir terhitung mulai 2019, dan sempat turun pada awal pandemi sekitar 9 ribuan," ujar Hafidz, rabu (28/9/2022).

Menurutnya, faktor utama yang menyebabkan tingginya pernikahan adalah semakin banyaknya jumlah penduduk di Bojonegoro. Di beberapa KUA, stok buku nikah sudah mulai menipis, bahkan ada pula yang sudah habis. Sehingga mengajukan untuk adanya penambahan.

"Saat ini juga sudah kami siapkan sebanyak 10 ribu buku nikah dan akta nikah untuk 10 ribu calon pengantin. Penyalurannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing KUA, juga berdasarkan jumlah pencatatan nikah setiap tahunnya," jelasnya.

Baca juga:
Kenek Terlibat Adu Jotos di Bojonegoro, Polisi Ancam Cabut Izin Trayek Bus

Ada beberapa daerah dengan pencatatan pernikahan paling. Yakni, KUA Dander sebanyak 750 pernikahan, Boureno sebanyak 700 pernikahan, Kedungadem sebanyak 650 pernikahan, Kepohbaru dan Kota sebanyak 550 pernikahaan setiap tahunnya.

"Paling sedikit ini kecamatan yang wilayahnya kecil. Seperti Kecamatan Nganbon, Kedewan dan Bubulan, itu sekitar 100 sampai 110 perikahan. Lanjut Kecamatan Mergomulyo, Gondang dan Sekar sekitar 200 pernikahan setiap tahunnya," bebernya.

Hafidz tak menampik seiring dengan tingginya pernikahan juga selaras dengan meningkatnya angka perceraian. Hal itu disebabkan kurangnya persiapan. Baik ilmu pengetahuan, finansial dan mental dari calon pengantin.

Baca juga:
Kenek Bus dan Pengendara Mobil Adu Jotos di Bojonegoro, Ini Masalahnya

"Dari total keseluruhan, hanya ada sekitar 30 persen calon pengantin yang mengikuti bimbingan nikah. Sisanya 70 persen tidak mengikuti. Ada banyak faktor yang mendasari. Salah satunya karena meraka tidak mau, juga karena terbatasnya anggaran untuk bimbingan nikah," pungkasnya.

Sementara berdasarkan data dari halaman website Satu Data Bojonegoro Pemkab Bojonegoro, jumlah penduduk Bojonegoro pada 2021 tercatat ada 1.341.259 jiwa. Rinciannya, laki-laki sebanyak 673.766 jiwa dan perempuan sebanyak 667.493 jiwa.