Pixel Codejatimnow.com

Menunggu 28 Tahun, TNI AU Baru Ikut Latma Pitch Black di Australia

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Mita Kusuma
Proses pelepasan tim ke Australia/Foto: Mita Kusuma
Proses pelepasan tim ke Australia/Foto: Mita Kusuma

jatimnow.com - Penantian panjang TNI AU Indonesia untuk mengikuti Latma Pitch Black di Australia akhirnya terbayarkan. Pasalnya, setelah 28 tahun menunggu, baru kali ini TNI AU Indonesia diberi kesempatan untuk mengikuti Latma Pitch Black yang akan digelar pada Agustus 2018 mendatang.

“Untuk ikut dalam skenario latihan Pitch Blak ini membutuhkan waktu 28 tahun. Ini merupakan ajang latihan dua tahunan  yang diselenggarakan AU Australia (RAAF)," kata Danlanud Iswahjudi, Marsma TNI Samsul Rizal, kepada wartawan, Rabu (25/7/2018).

Menurut Samsul, latihan yang diselenggarakan di kawasan Utara Negeri Kangguru tersebut sebagai bukti bahwa Indonesia sudah dianggap mampu. Bahkan, dinilai sejajar dengan angkatan udara negara-negara lain serta menjadi tolok ukur profesionalisme Angkatan Udara dalam mengawaki alutsista.

Selama ini, lanjut dia, pihak Australia hanya melibatkan Angkatan Udara yang benar-benar masuk kreteria modern alutsista dan memenuhi SOP yang Profesional dan Safety. Sejak awal digelar Pitch Black tahun 1981, keikutsertaan Indonesia hanya sebatas sebagai observer. 

"Baru tahun inilah Indonesia melibatkan pesawat terbanyak sepanjang keikutsertaanya," terangnya.

Baca juga:
Profil Hadi Tjahjanto, Arek Malang Calon Menkopolhukam RI

Pada latihan kali ini, Skadron udara 3 yang dipimpin oleh Letkol Pnb Gusti Made Yoga “barong” Ambara memberangkatkan 87 personel dan 6 peninjau dari Mabesau. Keberangkatan mereka menuju Darwin Australia dilepas pada Rabu (25/7/2018).

Keberangkatan pesawat F 16 ke Australia dilepas dengan kehadiran ratusan siswa dari SMA 3 Taruna Angkasa dan SMK Penerbangan Angkasa. Lambaian bendera merah putih di tangan sebagai kebanggaan dan simbol dilepasnya duta-duta bangsa. 

Di Pitch Black 2018 itu, TNI AU akan unjuk kebolehan dengan jet tempur lain, diantaranya Australia yang menjagokan F/A-18 E/F Super Hornet, E/A-18 Growler, dari Singapura mendatangkan F-16 C/D dan F-15SG, Perancis mendatangkan Rafale, Malaysia membawa F/A-18D Hornet, Thailand dengan jet tempur Gripen, dan Marinir AS yang mengusung F/A-18 C/D Hornet.

Baca juga:
Petrokimia Juara Livoli Divisi Utama 2023

 

Reporter: Mita Kusuma

Editor: Arif Ardianto