Pixel Codejatimnow.com

Desa Ini Terancam Dikepung Banjir Akibat Proyek Tanggul Belum Selesai

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Achmad Supriyadi
Tanggul semi permanen yang berada di sepanjang aliran sungai yang melewati Desa Tempuran, Sooko.(Foto: Roma for jatimnow.com)
Tanggul semi permanen yang berada di sepanjang aliran sungai yang melewati Desa Tempuran, Sooko.(Foto: Roma for jatimnow.com)

jatimnow.com - Proyek tanggul pengendalian banjir dengan anggaran nilai pagu sekitar Rp96 miliar dan nilai kontrak Rp79 miliar oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas belum rampung. Hal itu kemungkinan besar mengancam Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, kembali mengalami banjir.

Pengendalian banjir yang melewati dua wilayah, yakni Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang, berupa penguatan tanggul beton di aliran sungai yakni Avour Watudakon, Sungai Balongkrai.

Sedangkan di sungai Avour Jombok (Kabupaten Jombang) masih berupa tanggul semi permanen dari gundukan tanah untuk penahan air sementara. BBWS Brantas juga tengah mempersiapkan rumah pompa untuk pengendalian banjir yang terletak di samping aliran sungai Avour Jombok.

"Kalau progres kami keseluruhannya pekerjaan sudah mencapai 65,16 persen. Pengerjaannya mulai dari penguatan tebing beton, normalisasi serta pembangunan pompa secara komulatif itu. Kalau pompa saja masih kecil, masih galian," kata Petugas PPK dan Pantai 1 BBWS Brantas Rizal Arifuddin, Rabu (5/10/2022).

Ia menambahkan, pompa banjir dengan kapasitas 0,5 meter kubik per detik yang fungsinya memompa air dari luar tanggul dan jalan yang lebih rendah dari jalan akan dipasang di jembatan yang menghubungkan dua desa di dua kabupaten.

Baca juga:
Tim SAR Susur Sungai Kedak, Cari Lansia yang Hilang Akibat Banjir Kota Kediri

"Progres rumah pompa sudah pembebasan lahan, iya kini dalam proses pembayaran," ungkap Rizal.

Sementara itu, Kepala Desa Tempuran Slamet menjelaskan, pembebasan lahan untuk rumah pompa kurang lebih sekitar 25 meter. Pembangunan tanggul beton akan sedikit mengurangi potensi banjir.

"Pembebasan lahan sudah sekarang proses pencairan untuk yang dipakai itu luasnya sekitar 6 meter x 10 meter dipakai jalan dan bangunan rumah pompa. Semuanya sudah di tanggul beton dari Watudakon ke arah Tempuran dan Sungai Balongkrai menuju Dusun Bekucuk masih ada pengerjaan di samping jembatan punden," jelasnya.

Baca juga:
Curhat Warga Ngampel Kota Kediri yang Rumahnya Masih Terendam Banjir 1 Meter

Menurut Slamet, ancaman banjir tahun ini relatif berkurang lantaran adanya pembetonan tanggul. Namun ia khawatir aliran Sungai Avour Jombok yang belum di tanggul beton dapat meluap saat hujan deras sehingga membanjiri permukiman warga di Dusun Bekucuk/ Desa Tempuran.

"Dampak tanggul beton banjir berkurang. Namun kami yang khawatir sungai sebelah rumah pompa itu (Avour Jombok) ke Barat belum di tanggul beton. Karena itu saya mengajukan bantuan lagi tahun depan untuk penguatan tanggul," pungkasnya.