Pixel Codejatimnow.com

Budidaya Cacing Afrika, Siswa SMP Ini Raup Banyak Cuan

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Farizal Tito
Aurellia Putri Astadewi sedang menjukkan hasil olahan cacing Afrika. (Foto-foto: Fahrizal Tito/jatimnow.com)
Aurellia Putri Astadewi sedang menjukkan hasil olahan cacing Afrika. (Foto-foto: Fahrizal Tito/jatimnow.com)

jatimnow.com - Bagi masyarakat umum beternak atau budidaya, mayoritas memilih binatang jenis unggas ataupun hewan mamalia seperti kambing, ayam, sapi dan kerbau.

Namun beda halnya bagi seorang siswi asal SMPN 6 Surabaya bernama Aurellia Putri Astadewi ini. Dia memiliki hobi budidaya yang tidak biasa, namun bisa meraup cuan, yakni budidaya cacing asal afrika.

Siswi kelas IX ini membudidayakan cacing tanah jenis african night crawler (ANC) dengan alat sederhana di halaman rumahnya yang berada di Perumahan Griyo Mapan Sentosa Utara IVA Blok BH no. 21, Sidoarjo itu.

"Awalnya cacing ini saya dapatkan dari teman ayah di Malang yang juga peternak cacing ANC. Tahun lalu kan saya budidaya tanaman selasih dan saya tertantang untuk budidaya cacing karena ingin sesuatu yang beda," ujar Aurelia kepada jatimnow.com, Jumat (7/10/2022).

Cara budidaya cacing yang berasal dari daratan tropis Afrika ini, cukuplah mudah karena cara hidup cacing yang berkumpul atau koloni itu ditempatkan di dalam wadah yang terbuat dari kayu berbentuk persegi.

"Untuk penunjang proses pengembangbiakan, wadah tersebut diisi tanah dicampur limbah gula aren dan disiram air secara berkala agar tetap lembab," jelas putri pertama dari pasangan Dwi Puji Asdianto dan Deasy Roswita Rachmawati asal Sidoarjo ini.

Sementara untuk pakan, cacing yang bentuknya dua kali lipat lebih besar dari pada cacing tanah pada umumnya ini, menggemari limbah sayur dan buah buahan yang hampir busuk.

Baca juga:
Pj Wali Kota Probolinggo Bakal Kembangkan Melon Hidroponik di Lahan Aset Pemkot

"Memang pakannya itu buah dan sayu yang hampir busuk, kalau buah atau sayur yang masih segar malah susah mencernanya. Pakannya ini kita bekerja sama dengan pedagang sayur yang ada di Pasar Mangga Dua dan hotel di Surabaya," kata anak pertama dari dua bersaudara itu.

Kegiatan budidaya yang telah ditekuninya sejak awal Februari 2022 itu, dengan berbekal 1 kilogram bibit cacing ANC kini Aurel meraup cuan dengan memanen puluhan kilogram ANC dan pupuk kompos kotoran cacing tersebut.

Mulai budidaya kalau dirata-rata tiap bulan, Aurellia mampu menghasilkan sekitar 60 kilogram cacing ANC untuk dikeringkan dengan penyusutan jadi 15 kilogram. Cacing kering ini dikhususkan untuk pakan ternak dan hewan peliharaan.

"Saya jual melalui bazar UMKM dan melalui tempat pakan burung dengan kemasan per 250 gramnya Rp20 ribu. Khasiatnya cacing kering ini jika dibuat pakan peliharaan maka tinggi protein dan untuk pakan hewan ternak bisa cepat bertelur," bebernya.

Tak cukup di situ, keuntungan budidaya cacing ANC ini juga melalui kotoran cacing yang cocok sebagai pupuk kompos, yang berkhasiat menyuburkan tanaman mempercepat pertumbuhan bunga maupun buah.

Baca juga:
Pasutri di Lamongan Sukses Usaha Hidroponik Sayur Mayur, Simak Kiat-kiatnya!

"Sedangkan untuk pupuk kompos yang dihasilkan per bulannya sebanyak 20 hingga 25 kilogram. Jika ditotal mulai budidaya sampai saat ini sudah 200 kilogram. Dan dijual melalui penjual bunga dari kemasan 1 kg hingga 5 kg, dengan harga perkilogram Rp10 ribu," bebernya.

Dengan berbekal belajar dari hasil riset yang dibacanya, usaha yang ditekuni Aurellia tak berhenti. Gadis berjilbab ini berencana mengolah serbuk cacing ANC menjadi bahan dasar kosmetik.

"Sekarang masih uji lab, saya juga berencana kalau uji lab sudah selesai saya mau bikin masker berbahan dasar cacing ANC semoga produk ini bisa diproduksi secara massal melalui pasar UMKM," ungkapnya.