Pixel Codejatimnow.com

Melihat Dusun yang Menjadi Sentra Pembuatan Taoge

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Elok Aprianto
Produksi taoge di Dusun Taman, Desa Gajah, Kecamatan Ngoro.(Foto: Elok Aprianto)
Produksi taoge di Dusun Taman, Desa Gajah, Kecamatan Ngoro.(Foto: Elok Aprianto)

jatimnow.com - Sedikitnya ada 20 kepala keluarga (KK) yang memproduksi taoge di Dusun Taman, Desa Gajah, Kecamatan Ngoro, Jombang. Usaha berbahan baku kacang hijau dan kedelai ini sudah berlangsung sejak 15 tahun lalu.

Warga di Dusun Taman juga kecambah kedelai dan kecambah rawon. Setiap proses produksinya menggunakan cara yang berbeda.

Salah satu pembuat taoge Siti Yuliati menjelaskan, awalnya salah satu warga ada yang membuat taoge. Dari situ warga melihat bahwa hasil penjualan taoge menggiurkan.

"Tetangga ada yang buat, terus kok lancar. Akhirnya semua warga pada buat, dan dijual ke pasar," ungkapnya, Sabtu (8/10/2022)

Ia mengaku usaha pembuatan taoge di Dusun Taman sekarang sudah ada 20 an KK lebih.

"Ya ada sejak 16 sampai 17 tahun, ada yang masih baru setahun," kata Siti.

Warga yang memproduksi taoge menjual hasil produksinya ke pasar yang ada di Jombang maupun luar kota.

"Ya di jual di Pasar Porong, Mojokerto, Kertosono, Ngoro, Mojoagung, dan pasar Jombang," tukasnya.

Produsen taoge lainnya, Surya mengaku baru beberapa tahun menggeluti usaha ini.

"Ya saya masih baru kerja ini mas, sekitar 2 tahunan," ujarnya.

Ia menjelaskan proses pembuatan taoge termasuk agak sulit. Selain menggunakan bahan baku kacang hijau, para perajin biasanya memanfaatkan sumber air yang melimpah.

Baca juga:
Fakta Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto

"Kacang hijau dibersihkan menggunakan air bersih terlebih dahulu selama kurang lebih 2 jam. Selanjutnya direndam air sekitar 6 sampai 7 jam," ungkapnya.

Sedangkan untuk membuat kecambah kedelai, prosesnya agak mudah. Yakni pertama-tama kedelai dibersihkan kotorannya dengan air.

"Selanjutnya kedelai lokal yang bersih itu dipindahkan ke dalam boks, jadi gak pakai direndam mas," kata Surya.

Setelah tiga hari, Surya mengaku kecambah kedelai baru bisa dipanen dan dijual ke pasar-pasar.

"Tiga hari baru panen," ucapnya.

Baca juga:
8 Caleg Lolos DPRD Jatim dari Dapil 10, Ada Istri Mantan Wabup Jombang

Dalam sekali produksi, ia membutuhkan masing-masing bahan baku sebanyak 20 kilogram. Yakni kacang hijau dan kedelai lokal.

"Sedikit mas, masing-masing sekitar 20 kilogram. Dari setiap satu kilogram biasanya jadi 1,5 hingga 2 kilogram taoge maupun kecambah rawon. Ya kalau bahan baku 20 kg jadinya gak sampai 40 kg, kira-kira 30-an kg," bebernya.

Ia mengaku hasil produksi taoge maupun kecambah rawon dan kecambah kedelai biasanya diambil para pedagang pasar. Baik pasar lokal maupun pasar dari luar Jombang.

"Kalau di jual ke pasar daerah sini harganya Rp8 ribu per kilogramnya. Terus pasar Porong, pasar Kertosono," tukasnya.