Pixel Codejatimnow.com

Khofifah Siapkan Strategi 'IKI' Hadapi Ancaman Krisis Global

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat memimpin upacara HUT ke-77 Pemprov Jatim (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)
Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat memimpin upacara HUT ke-77 Pemprov Jatim (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)

jatimmow.com - Ancaman krisis bahkan resesi dunia disebut semakin nyata membawa awan gelap ekonomi di Tahun 2023 mendatang. IMF menyebut negara-negara penyumbang ekonomi terbesar dunia bahkan bakal mengalami kontraksi.

Lantas seperti apa jurus Jawa Timur menghadapi ancaman tersebut? Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, ada tiga strategi yang dipersiapkan untuk menghadapi situasi tersebut, yaitu Inisiatif, Kolaborasi dan Inovasi, yang disingkat "IKI".

"Di hari jadi Jawa Timur ke-77 ini saya mengajak seluruh masyarakat untuk mengembangkan kembali daya inisiatif kita, daya kolaborasi kita dan daya inovasi kita di tengah zaman yang terus bergerak. "IKI" jawabane (jawabannya) Jatim menjawab ancaman yang ada di hadapan kita," ungkap Khofifah, Rabu (12/10/2022).

Dia mengatakan, Inisiatif adalah pendekatan atau jalan baru yang segar untuk menghadapi segenap persoalan. Kolaborasi adalah kehendak kuat yang diterjemahkan dalam tindakan nyata untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menyelesaikan masalah.

Sementara Inovasi adalah implementasi praktis dari suatu idea yang baru untuk menyelesaikan persoalan.

Menurut Khofifah, IKI cukup ampuh menghadapi kondisi global jika diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan di seluruh bidang kehidupan. Sebab pergerakan gagasan, jasa, barang, perdagangan, data dan informasi baik antar kota, antar bangsa dan negara adalah keniscayaan umat manusia.

Pada era ketika semua hal bergerak dan tidak ada yang diam, lanjutnya, maka komunitas politik negara bangsa atau provinsi dan kota yang sanggup menyatu padukan inisiatif, kolaborasi dan inovasi sebagai daya cipta warganya yang dapat tetap hidup dan mengembangkan kehidupan ekonomi, politik dan sosial budayanya lebih manusiawi.

Khofifah memaparkan, usai Pandemi Covid-19, saat ini seluruh negara menghadapi ancaman baru, ancaman krisis pangan, krisis energi serta krisis keuangan bahkan berpotensi terjadinya resesi dunia, baik akibat perang Rusia-Ukraina, climate change (perubahan iklim) yang membutuhkan transformasi besar dalam bidang energi yang terbarukan (renewable energy).

Untuk menghadapinya, Jawa Timur sebagai bagian dari Bangsa Indonesia perlu melakukan perubahan cara pandang, perubahan cara kerja, perubahan sikap, perubahan mentat dan perubahan aksi.

Perubahan itu adalah sebuah zeitgeist (semangat zaman) dan perubahan itu harus berjejak pada transformasi karakter bangsa yang di dalamnya mengandung dimensi-dimensi karakter inisiatif, kolaborasi dan inovasi.

"Indonesia punya banyak contoh karakter yang menginspirasi dan memiliki karakter IKI. InsyaAllah, Jawa Timur, Indonesia bisa lolos dari ancaman resesi dan berbagai krisis lainnya. Indonesia punya modal sosial yang kuat, semangat gotong royong yang luar biasa, bahu membahu, tolong menolong, dan itu sudah kita buktikan bersama saat menghadapi Pandemi Covid-19 kemarin," papar Khofifah.

Jatim Jadi Game Changer

Khofifah menegaskan bahwa karakter IKI ini sangat kuat, maka Jawa Timur mampu menjadi Game Changer atau pengubah permainan hingga keadaan. Sosok Game Changer inilah yang menjadi penentu saat tengah berada di persimpangan antara maju dan mundur, antara hidup dan mati, antara dinamis atau statis!

Baca juga:
Apel Terakhir, Khofifah Minta Tetap Jaga Sinergitas: Sampaikan Terima Kasih Saya

"Maka dari itu, saya mengajak seluruh masyarakat Jatim, lintas generasi, lintas bidang, lintas kemampuan, lintas disiplin ilmu, lintas instansi, lintas organisasi, untuk terus bergerak. Mengambil peran yang positif, produktif dan inovatif, menjadi sosok-sosok game changers baru yang dapat memberikan sumbangan penggerak, pengubah dan pencipta bagi Jawa Timur, bagi lndonesia dan bagi dunia," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Khofifah juga menyampaikan berbagai prestasi yang berhasil diraih Jawa Timur di bawah kepemimpinannya. Di antaranya selama periode Februari 2019 sampai saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah meraih 198 penghargaan, baik internasional, nasional maupun regional.

Pasca Pandemi Covid-19, perekonomian Jawa Timur cepat bangkit di atas rata-rata nasional. Hal ini terbukti bahwa pada Triwulan II Tahun 2022 tumbuh impresif ditunjukkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 5,74 persen (y-o-y) dan tertinggi se Pulau Jawa atau tumbuh di atas rata-rata Nasional yang mencapai 5,44 persen (y-o-y).

Adapun realisasi investasi Triwulan II Tahun 2022 di Jawa Timur menunjukkan capaian kinerja yang menggembirakan. Tercatat realisasi investasi mengalami kenaikan pada triwulan II Tahun 2022 (yoy) sebesar 69,2 persen. Angka ini sekaligus melebihi pertumbuhan investasi nasional sebesar 35,5 persen.

Jawa Timur juga semakin memperkuat predikatnya sebagai Provinsi Lumbung Pangan Nasional dengan keberhasilannya meraih status sebagai provinsi dengan produksi padi nomor 1 nasional yaitu sebesar 9,94 juta ton gabah kering giling.

Tidak hanya itu, Jawa Timur juga merupakan provinsi dengan kontribusi nomor 1 nasional untuk komoditas jagung, cabe rawit, bawang merah, mangga, pisang dan mawar.

Demikian pula untuk komoditas pangan lain yang meliputi sapi potong, sapi perah, ayam petelur, daging, telur, susu, gula kristal tebu, tembakau dan garam yang juga merupakan nomor 1 nasional. Dan Jawa Timur juga merupakan eksportir tertinggi nasional untuk komoditas perikanan meliputi tuna, cakalang, tongkol dan udang.

Baca juga:
Catatan Kinerja Khofifah di Mata Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim

Dalam hal pertumbuhan ekonomi inklusif yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menurunnya angka kemiskinan, pada periode Maret 2021-Maret 2022 penurunan kemiskinan nasional sebanyak 391.400 jiwa (28,3 %), merupakan capaian penurunan tertinggi di antara semua provinsi di lndonesia.

Penurunan kemiskinan itu seiring dengan meningkatnya status kemandirian desa dari Tahun 2021 sebesar 697 desa mandiri menjadi 1.490 desa mandiri di Tahun 2022, atau meningkat 113,77 %. Sekaligus zero desa tertinggal dan desa sangat tertinggal. Jumlah desa mandiri Jawa Timur merupakan yang tertinggi di lndonesia.

Sedangkan dalam hal kualitas birokrasi, berkomitmen untuk perbaikan tata Kelola pemerintahan dalam mewujudkan pemerintahan yang efektif, efisien, bersih dari KKN. Hal ini juga dibuktikan dengan perolehan predikat WTP selama kurun waktu 7 tahun terakhir (2015 2021).

Jawa Timur juga telah membuktikan kinerja terbaik dalam penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2021 dengan capaian sebesar 99,36% yang merupakan capaian tertinggi nasional.

"Berbagai capaian dan prestasi tersebut menjadi penyemangat bagi seluruh rakyat Jawa Timur untuk bisa lolos dari situasi global yang penuh ketidakpastian. InsyaAllah dengan segenap kemampuan yang kami miliki, Jawa Timur optimis bangkit," jelas mantan Mensos RI itu.

Khofifah juga menjelaskan bahwa capaian prestasi pembangunan di Jawa Timur ini merupakan hasil kerja keras semua elemen strategis, khususnya DPRD, Forkopimda, bupati/walikota, perguruan tinggi, media, tokoh agama, pelaku dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, instansi vertikal dan semua warga.