Pixel Codejatimnow.com

Ketika Warga Bulak Sambat soal Banjir Tahunan ke DPRD Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Abdul Ghoni saat reses di Kelurahan Bulak (Foto: Dok Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)
Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Abdul Ghoni saat reses di Kelurahan Bulak (Foto: Dok Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)

jatimnow.com - DPRD Surabaya kembali memasuki masa reses. Salah satunya anggota Komisi C DPRD Surabaya Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am yang menyerap aspirasi warga di Kelurahan/Kecamatan Bulak.

Di sana, Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Surabaya itu menerima keluhan tentang banjir tahunan yang hingga kini masih melanda. Menurut warga, program pengentasan banjir hanya terpaku pada pusat kota saja. Sedangkan wilayah pinggiran terkesan diabaikan.

Menyikapi aduan warga, Ghoni mengaku apa yang menjadi keluhan warga akan disampaikan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Namun di sisi lain, ia menerangkan bahwa saat ini upaya menanggulangi banjir tengah menjadi konsen dari pemkot. Untuk itu ia meminta warga bersabar.

"Mitigasi banjir memerlukan upaya yang sungguh-sungguh dan terintegrasi," ungkap Ghoni, Kamis (13/10/2022).

Untuk menanggulangi banjir, ia meminta warga untuk melakukan langkah taktis yang nantinya akan dibantu Pemkot Surabaya. Seperti revitalisasi kali dan selokan, agar air hujan langsung bisa terbuang ke laut.

Baca juga:
Bawaslu Surabaya Tegaskan Dilarang Kampanye saat Reses, tapi Faktanya?

Di sisi lain, pihaknya juga akan mendorong agar pemkot menerjunkan petugas ke lokasi untuk memberikan pemahaman tentang mitigasi bencana.

"Harus diberi pemahaman sampai kepada RT, bahwa ketika terjadi hujan ekstrem itu bisa menyebabkan banjir. Artinya pada kondisi hujan deras jangan sampai tertidur pulas, masyarakat harus waspada," tegas Ghoni.

Baca juga:
DPRD Surabaya Disambati soal Zonasi Sekolah hingga BPJS

Pemahaman tentang mitigasi bencana, lanjut Ghoni, akan sangat penting di miliki warga. Ditambah tentang kesadaran warga untuk menjaga lingkungan.

"Ini kadang kita abai karena bencana hanya sesaat, di antara 365 hari dalam setahun hujannya hanya beberapa hari. Tapi edukasi benar-benar dibutuhkan dan ini harus dilakukan secara kolektif oleh kelompok masyarakat, tidak bisa masing-masing individu," tandasnya.