Pixel Codejatimnow.com

Wamenkeu: Ketahanan Ekonomi Indonesia Masih Sangat Kuat

Editor : Sofyan Cahyono  
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahazil Nazara.(Foto: Web Kemenkeu)
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahazil Nazara.(Foto: Web Kemenkeu)

jatimnow.com – Ketahanan ekonomi Indonesia masih sangat kuat setelah 2,5 tahun menghadapi pandemi Covid-19, dan di tengah berbagai gejolak serta ketidakpastian yang muncul dari global.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahazil Nazara secara daring dalam Forum Dialog Webinar Sinarmas 100 Tahun Eka Tjipta Widjaja: Economic Outlook 2023, Senin (17/10).

“Ketahanan ekonomi Indonesia saya rasa masih sangat kuat. Kuartal II, kami tumbuh 5,4 persen. Tahun ini kami yakin di atas 5 persen. Mungkin sekitar 5,2 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia di seluruh tahun,” kata Suahazil seperti dikutip dari situs resmi Kemenkeu, Selasa (18/10/2022).

Wamenkeu meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan berada di sekitar 5,3 persen dengan inflasi yang relatif terjaga saat ini 5,95 persen, di tengah kebijakan penyesuaian harga BBM.

Baca juga:
BPC Hipmi Kota Kediri Gelar Diklat, Dorong Lahirnya Pengusaha Baru

“Kami melihat perekonomian Indonesia ke depan adalah optimis dan waspada,” ujar Wamenkeu.

Menurut Suahazil, optimisme ini dapat dilihat dari kemampuan Indonesia dalam menangani pandemi sehingga kegiatan ekonomi dapat kembali pulih. Namun demikian, Indonesia masih perlu waspada karena pandemi meninggalkan scarring effect terhadap perekonomian di sisi supply. Sisi produksi tidak bisa langsung cepat merespons permintaan, sehingga menyebabkan terjadinya inflasi yang harus disikapi oleh otoritas moneter.

Baca juga:
Bank Indonesia Sebut Pengolahan Komoditas Kopi Jadi Andalan Pertumbuhan Ekonomi

“Inflasi yang disebabkan karena perbaikan di dalam konteks pandemi itu kemudian bertambah lagi dengan inflasi yang muncul karena adanya perang Rusia dan Ukraina. Kemudian harga-harga komoditas menjadi sangat-sangat naik dan kemudian menciptakan volatilitas yang sangat tinggi,” paparnya.

Wamenkeu menjelaskan, harga minyak, batubara, harga komoditas-komoditas pangan, seperti jagung, kedelai, CPO, dan berbagai macam komoditas lainnya naik dan turun dengan sangat cepat sehingga menyebabkan inflasi di berbagai negara meningkat. Untuk itu, APBN akan terus menjadi shock absorber untuk menjaga ketahanan ekonomi Indonesia. APBN juga akan menjadi katalis perekonomian Indonesia supaya tetap tumbuh dengan tetap menjaga inflasi.