Pixel Code jatimnow.com

Dapur Warga Tulungagung Roboh Akibat Tanah Gerak

Editor : Rochman Arief   Reporter : Bramanta Pamungkas
Dapur milik warga yang ambruk karena tanah gerak. (foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Dapur milik warga yang ambruk karena tanah gerak. (foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow - Bangunan dapur milik Wakiran (60), warga Desa Talun Kulon, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung ambruk. Diduga akibat intensitas hujan tinggi dalam beberapa hari terkahir ini, menyebabkan struktur tanah labil.

Kondisi ini membuat bangunan di atasnya mengalami keretakan. Dari hasil pendataan terakhir, total terdapat tujuh rumah di Desa Talun Kulon yang retak karena tanah gerak. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisnya semakin parah.

Kepala Desa Talun Kulon, Surayi mengatakan bangunan dapur tersebut roboh pada Senin (18/10/2022), sekitar pukul 23.00 WIB. Sebetulnya, sepekan sebelumnya sudah muncul retakan di bangunan ini. Retakan juga mejalar hingga ke bangunan utama. Bahkan pondasi yang menghubungkan antara bangunan dapur dan utama juga patah.

"Sudah ada tanda retak di bangunannya dan semalam ambruk, yang roboh ini pada bagian dapur," kata Surayi, Rabu (19/10/2022).

Baca juga:
Plengsengan Penahan Jalan di Tulungagung Ambrol, Baru Setahun Dibangun

Terdapat tujuh rumah warga setempat yang mengalami retak pada bangunannya. Pihak desa saat ini telah melaporkan ke instansi terkait. Namun sejauh ini mereka masih menunggu rekomendasi dan penelitian terkait kondisi tanah.

"Jika tanah masih dinyatakan layak untuk dibangun, maka kita akan menggerakkan warga untuk melakukan renovasi. Tapi jika tidak layak, ini yang membuat kita bingung," tuturnya.

Baca juga:
Kakak Adik asal Kuningan Tertangkap Curi Pikap di Tulungagung, Beraksi 18 Kali

Sementara itu, Camat Bandung, Chanif Jatmika menerangkan pihaknya telah melakukan pemetaan terkait bencana di Desa Talun Kulon. Pihak kecamatan juga telah melakukan komunikasi dengan instansi terkait membahas bencana tanah gerak. Menurutnya yang jadi permasalahan saat ini adalah hasil kajian terkait kondisi struktur tanah.

"Kita masih menunggu hasil kajianya, kalau bantuan material dari pihak BPBD sudah siap (membantu)," pungkasnya.