Pixel Codejatimnow.com

Umar Syahroni, Pemuda Inspirator Kampus Merah Putih Untag Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Umar Syahroni, Pemuda Inspirator Kampus Merah Putih Untag Surabaya (Foto: Dsi for jatimnow.com)
Umar Syahroni, Pemuda Inspirator Kampus Merah Putih Untag Surabaya (Foto: Dsi for jatimnow.com)

jatimnow.com - Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 menjadi momen bersejarah bagi Umar Syahroni, staf humas dan protokoler Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya.

Umar dinobatkan sebagai Pemuda Inspirator Kampus Merah Putih Untag Surabaya oleh Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya.

Apresiasi diberikan kepada Umar, karena meski sebagai salah satu pegawai tuna daksa di bagian kedua tangannya, dia mampu menjalankan tugasnya.

Bahkan Umar baru saja merampungkan pendidikan masternya di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya melalui Beasiswa Afirmasi Penyandang Disabilitas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Ketua YPTA Surabaya, J. Subekti menyatakan, tujuan diberikannya penghargaan kepada Pemuda Inspirator Kampus Merah Putih Untag Surabaya itu agar dapat menjadi panutan dan inspirasi bagi pemuda-pemuda Indonesia.

"Itulah sebabnya kami memunculkan seorang pemuda bernama Umar dengan prestasi akademik dan prestasi kerja. Dengan harapan ini tidak hanya menjadi satu mercusuar Untag Surabaya, namun bisa menular ke seluruh Indonesia, khususnya menjadi bagi PTS di bahwa memotivasi seorang pemuda menjadi hal yang penting," ujar Subekti, Minggu (30/10/2022).

Umar memiliki prestasi yang tidak sedikit. Setelah lulus sarjana di Untag Surabaya dengan mendapat predikat lulusan terbaik, dia mengabdikan diri menjadi praktisi humas dan protokoler pada almamaternya.

Sehingga dukungan lingkungan kampus ramah disabilitas juga menjadi poin utama. Untag Surabaya mulai menyesuaikan inftrastruktur, yakni akses jalan yang menghubungkan antar gedung, tombol lift timbul dan toilet yang dilengkapi besi pegangan untuk mempermudah kaum disabilitas.

"Program ramah disabilitas merupakan sebuah usaha Untag Surabaya agar tidak menjadi kampus yang mendiskriminasi teman-teman kita yang kebetulan tidak sesempurna kita. Untuk teman-teman yang seperti itu juga harus mendapatkan fasilitas yang layak," beber Subekti.

Baca juga:
Kampung Edukasi Antar Pemuda Lamongan Juarai Wirausaha Berprestasi Kemenpora

Dikalungkannya selempang bertajuk "Pemuda Inspirator Kampus Merah Putih Untag Surabaya" kepada Umar juga merupakan bentuk inisiatif positif Untag Surabaya untuk menjadi tonggak gagasan bagi para pemuda.

"Seluruh pemuda Indonesia itu harus punya semangat yang dimiliki oleh Umar, seorang difabel yang memiliki cita-cita tinggi dan mengabdi pada bangsa dan negara. Dalam studinya itu menjadi inspirasi untuk para pemuda Indonesia, kalau Umar bisa kenapa yang lain tidak bisa?" pungkasnya.

Sementara Umar menyambut baik lencana yang didapatnya. Menurutnya, untuk mencapai semua itu membutuhkan sebuah motivasi diri yang tinggi.

"Saya tidak menyangka dapat penghargaan ini, jadi rasanya campur aduk. Terharu dan bangga bisa sampai di titik ini. Dulu saya mendapat diskriminasi di bidang pendidikan. Oleh karena itu saya terus termotivasi untuk bisa berprestasi dan mencapai mimpi setinggi-tingginya," terang Master Komunikasi Peraih Beasiswa LPDP tersebut.

Dalam hal ini, diskriminasi bukan menjadi penyebab besar putus asa dan retaknya semangat dalam mencapai potensi dan tujuan hidup yang dicapai, khususnya untuk penyandang disabilitas.

Baca juga:
Berjualan Bakso Tak Halangi Hesti Raih Gelar Sarjana dengan Beasiswa Penuh Untag Surabaya

"Saya ditolak oleh beberapa sekolah dan universitas. Begitu juga saat mengikuti berbagai lomba dan kegiatan. Dari situ saya berharap bisa menyebarkan kesadaran bahwa penyandang disabilitas juga punya kesempatan dan potensi yang sama," ujarn Umar.

Pentingnya pemuda Indonesia memahami proses Sumpah Pemuda merupakan indikator perjuangan kesuksesan prestasi. Ditunjang dengan kepercayaan diri, pemuda Indonesia wajib yang berjiwa Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan memiliki pandangan visioner, untuk berjuang bagi bangsa dan negara.

"Kepercayaan diri menurut saya itu lahir dari penerimaan diri. Jadi yang saya lakukan adalah menerima kekurangan dan kelebihan saya. Kekurangan itu tidak lantas saya hilangkan, tapi saya tutupi dengan kelebihan saya," ungkap dia.

"Yang utama adalah lihat ke depan dan ke belakang. Lihatlah ke depan bahwa kita masih punya masa depan dan peluang yang akan datang. Lihatlah ke belakang, artinya kita sudah melangkah sejauh ini. Jadi tidak ada alasan untuk menyerah," pungkas Umar.