jatimnow.com - Pemkab Lamongan terus melakukan pendampingan dan pengembangan Desa Devisa. Bahkan nilai ekspor lokal brand ditargetkan meningkat diangka Rp2 triliun.
Hal itu sejalan dengan banyaknya unit usaha di bawah pengembangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamongan. Dengan rincian, 18 unit usaha dengan 2 sentra industri dengan tujuan 46 negara di 5 benua.
"Berdasarkan data Tahun 2021, nilai ekspor Lamongan mencapai Rp1,8 triliun. Tahun ini targetnya Rp2 triliun dengan sementara hingga bulan Oktober nilainya Rp1,3 triliun," ungkap Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi (Pak Yes), Selasa (1/11/2022).
Menurut Pak Yes, pihaknya kan terus menggali potensi-potensi yang dimiliki Lamongan. Termasuk adanya sejumlah kerajinan tangan khas Lamongan.
"Semoga ke depannya lebih banyak lagi, karena potensi industri yang dimiliki Lamongan juga sangat luar biasa. Terlebih ini tadi juga diresmikan Desa Devisa dan tenun ikat parengan masuk menjadi salah satu dari enam Desa Devisa yang diresmikan di Jawa Timur," papar Pak Yes.
Baca juga:
Rapat Akbar Relawan Yes - Dirham, Kiai Ghofur Beri Pesan untuk Santri
Sementara Kepala Disperindag Lamongan, Anang Taufik menyebut, Desa Devisa merupakan program pendampingan berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas untuk memberikan kesempatan kepada wilayah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor.
"Dengan penetapan Desa Devisa ini, nanti Pemprov Jatim bersama LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) dan Kemenkeu Satu akan memberikan pendampingan kepada Desa Tenun Ikat Lamongan," terang Anang.
Baca juga:
Pak Yes Cuti Pilkada, Wabup Rouf jadi Plt Bupati Lamongan
Dia menambahkan, Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan telah diresmikan Pemprov Jatim sebagai salah satu Desa Devisa.