Pixel Codejatimnow.com

Trauma akan Dibunuh, Bu Lurah Banyuwangi Pilih Tidur di Asrama Polisi

Editor : Arif Ardianto  
Korban percobaan pembunuhan Wilujeng Esti Utami sesaat ketika keluar dari Mapolres Banyuwangi
Korban percobaan pembunuhan Wilujeng Esti Utami sesaat ketika keluar dari Mapolres Banyuwangi

jatimnow.com - Peristiwa percobaan pembunuhan dengan diikat dan dibuang ke sungai masih membekas dalam benak Bu Lurah Panataban Banyuwangi. Meski tersangka telah tertangkap, namun Lurah Wilujeng Esti Utami mengaku masih trauma dan meminta perlindungan hukum.

Wilujeng mengaku ketakutan adanya insiden susulan sehingga meminta perlindungan kepada pihak Kepolisian.

Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawarman mengatakan, setelah menjalani pemeriksaan dan visum di RSUD Blambangan, Bu Lurah mengaku trauma atas kejadian yang nyaris merenggut nyawanya dan meminta jaminan keamanan.

Alasan yang disampaikannya, menurut Donny, cukup logis, karena pelaku yang merampok dan menghantam kepala Bu Lurah Penataban adalah dari oknum anggota LSM. Korban merasa was-was adanya sekelompok orang masih mengincarnya.

"Karena dia meminta perlindungan dan merasa terancam kita tempatkan di asrama polisi di Penataban Kecamatan Giri," kata Akpol angkatan 1997 itu kepada jatimnow.com, Kamis (2/8/2018).

Baca juga:
Polisi Kesulitan Ungkap Identitas Mayat Wanita di Nganjuk, Ini Penyebabnya

Pelayanan tersebut, imbuh Kapolres, merupakan jaminan keamanan bagi masyarakat yang membutuhkan tanpa terkecuali, hingga yang bersangkutan merasa aman dan nyaman.

"Secara psikologis korban, Bu Lurah masih syok atau trauma. Sejak kemarin kami izinkan untuk tinggal," ungkap Donny.

Lurah Penataban Wilujeng Esti Utami, Selasa (31/7/2018) menjadi korban percobaan pembunuhan oleh Agus Siswanto, oknum LSM dan wartawan.

Baca juga:
Mayat Wanita Rambut Pirang Terbungkus Sprei Ditemukan di Hutan Nganjuk

Perempuan itu berhasil diselamatkan oleh Bahrodin Wijaya (55), saat hanyut di sungai Sere Kecamatan Bangorejo. Setelah mengapung selama kurang lebih 1 jam dengan posisi tangan terikat kebelakang dan kaki juga terikat tali plastik.

Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Arif Ardianto