Pixel Codejatimnow.com

Untag Surabaya Resmikan Wisata Kampoeng Kelengkeng di Sidoarjo

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Farizal Tito
Wisata Kampoeng Kelengkeng. (Foto: Humas Untag Surabaya for jatimnow.com)
Wisata Kampoeng Kelengkeng. (Foto: Humas Untag Surabaya for jatimnow.com)

jatimnow.com - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya meresmikan Wisata Kampoeng Kelengkeng di Desa Simoketawang, Wonoayu Sidoarjo.

Pengembangan desa wisata ini merupakan realisasi program hibah pendanaan Matching Fund Kemendikbud Ristek sebesar Rp800 juta. Dikemas dengan pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dari lima fakultas.

Rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho menjabarkan tahun ini pihaknya mendapat pendanaan program Matching Fund Kemdikbud Ristek sebesar Rp16 miliar. Salah satu pendanaan ini untuk pembangunan desa wisata di beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Blitar, Jombang dan Sidoarjo.

"Yang kita kerjakan dari pendanaan ini membangun desa. Program ini digagas Prodi Arsitektur dan bekerja sama dengan lima fakultas lainnya di Untag Surabaya. Melibatkan setidaknya 141 mahasiswa dan 35 dosen dari berbagai disiplin keilmuan. Seperti ekonomi dan teknik," ujar Prof Mulyanto Nugroho, Selasa (6/12/2022).

Diakui Prof Nug, sudah tiga tahun ini pihaknya mendapat dana hibah Program Matching Fund. Sehingga ditargetkan desa wisata yang dibina dan dibangun oleh kampus merah putih tersebut dapat dikenal masyarakat luas.

"Tidak hanya membuat saja, tapi juga membimbing. Sehingga desa wisata yang kita bangun terus hidup dan jadi ikon desa sekitar," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Tim program Matching Fund sekaligus dosen Prodi Arsitektur Untag, Febby Rahmatullah Masruchin menambahkan dalam merealisasikan progran ini pihaknya berkolaborasi dengan 13 Prodi yang terdiri dari 31 kegiatan.

Meski sudah diresmikan, namun wisata Kampoeng Kelengkeng dikatakan Febby memunculkan tiga persoalan terkait infrastruktur produk dan sumber daya manusia (SDM).

Dari aspek infrastruktur pihaknya merencanakan desain masterplan desa, tidak melibatkan Tanah Kas Desa (TKD), tetapi seluruh desa di Simoketawang ketika menjadi desa wisata akan terintegrasi dengan TKD-nya.

"Infrastruktur jalan dan sungai di depan yang cukup sempit perlu penanganan desain dan penataan jalan. Kita akan buat masterplan untuk itu," terangnya.

Baca juga:
2 Tempat Biliar di Sidoarjo Ditutup Paksa, Nekat Buka saat Ramadan

Tak meninggalkan trend kekinian di perkebunan desa tersebut juga dibangunkan area selfie dengan berbasis kandang burung yang luas (Aviari) dan taman kelinci.

Pembangunan tak berhenti di sini saja pihaknya juga masih akan melanjutkannya beberapa program pada tahun 2023. Seperti perencanaan pendampingan tentang kolam. Desain ikon kelengkeng yang terintegrasi dengan program dari Jatim, yaitu pendanaan Desa Berdaya.

"Jadi kami berkolaborasi membuat desain RAB yang diimplementasikan dengan desa berdaya. Kami juga membantu mendesain dan menata rumah produksi olahan kelengkeng, di selatan balai desa," imbuhnya.

Program lainnya yakni, pembuatan program budidaya penunjang wisata. Diantaranya, pembibitan kelengkeng. Sehingga, saat wisatawan datang bisa diberikan oleh-oleh bibit asli dari Simoketawang.

Baca juga:
Ratusan Warga Sidoarjo Geruduk Rumah Penjual Miras, Ricuh karena Dilempar Uang

Program selanjutnya, yakni pembuatan percontohan terintegrasi antara peternakan dengan pertanian karena cost terbesar dari pertanian atau kebun pariwisata terkait operasional atau pemeliharaan, salah satunya pupuk.

"Kami buat percontohan budidaya kambing difungsikan memakan rumput liar di kebun. Kemudian kotorannya bisa menjadi pupuk di kebun kelengkeng," tambahnya.

Selain terdapat wisata alam, pihaknya juga tengah mempersiapkan program pengembangan produk olahan kelengkeng. Program tersebut diharapkan menjadi produk unggulan dari desa wisata di sana.

"Budidaya madu kelengkeng juga masuk dalam program yang digagas Untag Surabaya ini. Selain itu juga akan difokuskan pada pengembangan produk olahan kelengkeng, kopi, selai, dan sirup," tukasnya.