Pixel Codejatimnow.com

7 Figur Lama Layak Dipertahankan Pimpin Muhammadiyah Jatim

Editor : Rochman Arief  Reporter : Farizal Tito
Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim, Ainul Muttaqin. (Mas for jatimnow.com)
Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim, Ainul Muttaqin. (Mas for jatimnow.com)

jatimnow.com - Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Jawa Timur ke-16 akan digelar di Ponorogo pada 25-26 Desember 2022. Musyawarah tersebut akan memilih 13 pimpinan yang akan menakhodai Muhammadiyah Jawa Timur ke depan.

Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jatim, Ainul Muttaqin mengusulkan pentingnya mempertahankan tujuh pimpinan lama di jajaran pimpinan.

"Muhammadiyah Jawa Timur masih butuh figur-figur berpengalaman. Komposisi pengalaman dan darah segar adalah komposisi yang ideal," ujar Ainul dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/12/2022).

Ainul juga menambahkan pentingya kolaborasi lintas generasi. Dengan kolaborasi Muhammadiyah bisa menjadi besar. Dengan berfikir kolaborasi, Muhammadiyah akan terhindar dari konflik lintas generasi yang tidak produktif.

Baca juga:
Pj Gubernur Jatim Adhy Apresiasi Kemandirian Muhammadiyah Membangun Negara

"Saya meyakini Musywil kali ini akan sama seperti Muktamar Solo. Adem, sejuk dan hasilnya memuaskan banyak pihak. Tapi terkadang ada saja pihak yang tidak wajar dalam sebuah kompetisi pemilihan. Banyak yang lupa bahwa ini Muhammadiyah. Organisasi yang sudah sangat dewasa soal pemilihan." ujar Ainul yang merupakan salah satu kepala sekolah SMA favorit di Gresik.

Hal senada juga disampaikan Syarifuddin, Bidang Hikmah Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur. Ia menegaskan semua pihak diharapkan menghidupkan spirit kolaborasi.

Baca juga:
Gebyar Budaya Muhammadiyah di Surabaya Sampaikan Pesan Kebaikan lewat Karya Seni  

"Sudah tidak relevan lagi pendekatan kompetisi di Muhammadiyah. Apalagi memilih cuma berdasarkan debat kandidat. Pertimbangan track record selama memimpin dan aktif di Muhammadiyah adalah hal yang lebih penting". ujar Syarif panggilan akrabnya.

Syarif juga menegaskan pentingnya etos kolaborasi. Yakni etos yang berusaha mengakomodasi semua potensi. Adapun setiap potensi tentunya bisa hadir dari semua level usia. Ia berharap Musywil nanti akan merumuskan kerja-kerja kolaborasi dan meminimalisir konflik yang tidak produktif.