jatimnow.com - Kalender bekas buat sebagain orang akan dibuang karena dianggap sudah tidak berguna. Namun di tangan orang kreatif dan imajinatif, kertas bekas kalender bisa menjadi senapan. Ha?
Tenang. Ini bukan senapan api yang berbahaya. Tapi senapan tiup yang banyak dimainkan anak-anak.
Pria itu adalah Mohammad Amin (40) warg Dusun Ngudirejo, Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Ditemui di kediamannya Amin menjelaskan, kalender bekas ia dapatkan dengan cara membeli di loakan. Setiap kilogram kalender bekas ia beli dengan harga Rp5 ribu.
"Ini (senapan tiup) terbuat dari kalender bekas. Ini saya buat sendiri. Sangat mudah membuatnya," ujarnya, Senin (19/12/2022).
Ia menjelaskan, ide membuat senapan tiup ini terinspirasi dari temannya. Saat itu, sang teman membuat senapan tiup hanya dengan kertas bungkus rokok.
"Terinspirasi dari teman. Hanya menggunakan kertas bungkus rokok. Karena kelihatan bahannya lebih mudah dari kalender. Saya mencoba menggunakan kalender," ungkapnya.
Ia mengaku, dari bahan kalender hasilnya jauh lebih memuaskan. Dikarenakan ukuran kertas yang lebih lebar. Sehingga, bisa membuat senapan tiup dengan berbagai jenis model.
Baca juga:
Hadiah Masa Kecil Membawa Adi Pradana Raup Puluhan Juta Per Bulan dari Diecast
"Sudah lima tahun ini saya membuat senapan dari kertas ini," katanya.
Untuk membuat senapan mainan ini sangat sederhana. Alat yang dibutuhkan cuma gunting, lem, besi panjang untuk cetakan dan tentu saja kalender. Ia mengaku dalam sehari ia bisa membuat 60 buah senapan tiup.
"Pertama kalender digulung ke besi panjang. Setelah rapi baru dilem. Jadi membuat beberapa gulungan ini. Kemudian dibentuk sesuai keinginan. Kalau masih ada bahan sisa, ya buatnya pada saat berjualan. Sekalian bisa juga membuat sesuai keinginan anak itu waktu membuat," katanya.
Menurut Amin, meski hanya berbahan dari kertas akan tetapi mainan ini sangat seru apabila dimainkan. Karena senapan mainan ini juga mempunyai peluru yang terbuat dari sisa kertas nota. "Jadi cara memainkannya ditiup. Sehingga peluru bisa terbang sangat tinggi," bebernya.
Ia menjual mainan itu dengan harga Rp2 ribu sampai Rp15 ribu tergantung dengan ukuran dan modelnya. Sehari ia bisa mendapatkan omzet Rp150 ribu sampai Rp 250 ribu. Mainan ini dijual keliling ke sekolah-sekolah.
"Ya keliling, mulai dari Jombang, Mojokerto sampai ke Pare Kediri," pungkasnya.