Pixel Codejatimnow.com

Tragedi Kanjuruhan dalam Karya Batik

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Titan
Ita Fitriyah bersama rekan menunjukkan Batik Kanjuruhan (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)
Ita Fitriyah bersama rekan menunjukkan Batik Kanjuruhan (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Seorang desainer asal Desa Ngijo, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang, Ita Fitriyah membuat batik bermotif tragedi Kanjuruhan.

Ita berharap, karyanya bisa ikut membantu menyuarakan pesan para korban yang hingga kini terus berjuang mencari keadilan.

Dia mengatakan, goresan batiknya menampilkan gambar telapak tangan yang menunjukkan motivasi dan sebuah harapan. Lalu syal hitam bertuliskan Arema sebagai tanda rasa duka bagi warga Malang atas peristiwa 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan tersebut.

"Batik berlatar biru itu juga menampilkan logo Singa Tegar bermahkota serta motif asap warna merah. Gambar tersebut menggambarkan gas air mata yang ditembakkan aparat saat itu," ungkap Ita, Selasa (27/12/2022).

Sedangkan, lanjut Ita, warna merah mewakili penderitaan para korban.

Baca juga:
6 Batik Motif Surabaya Ramaikan international Modest Fashion Festival

Dia menambahkan, penyusunan konsep hingga produksi batik tersebut membutuhkan waktu sekitar 4 minggu. Dua minggu digunakan menyusun konsep dan dua minggu berikutnya untuk roses pengerjaan.

"Untuk memperkuat konsep saya langsung mendengarkan cerita anak yang melihat langsung peristiwa, lalu masyarakat serta membaca sejumlah media massa," paparnya.

Baca juga:
Novita Hardini Pamerkan Produk Unggulan Trenggalek dalam Kunjungan Iriana Jokowi

Motif batik Tragedi Kanjuruhan sengaja dibuat sebagai edisi khusus dan tidak diperbanyak. Rumah Batik Lintang hanya memproduksi dua lembar yang nantinya akan dilelang dalam waktu satu bulan. Hasil lelang akan diserahkan sebagai donasi untuk keluarga korban.

"Motif ini tidak diperbanyak karena tujuannya didonasikan untuk korban dan membantu perjuangan para korban menuntut keadilan," tandasnya.