jatimnow.com - Tim peneliti Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berhasil ciptakan inovasi perangkat monitoring cuaca dan kualitas udara dengan sistem internet of things (IoT) bernama Airfeel.
Inovasi tersebut juga berhasil mendapatkan paten HKI (hak kekayaan intelektual) pada tahun 2021 lalu.
Ketua tim peneliti Prisma Megantoro, menjelaskan Airfeel merupakan suatu perangkat untuk mengukur kondisi cuaca serta kualitas udara, dilengkapi dengan berbagai sensor.
"Bisa untuk mengukur suhu, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan angin dan curah hujan. Juga dilengkapi tujuh sensor udara yang dapat mengukur polusi, seperti ozon, CO2, CO, hidrogen, metana, dan lainnya," jelas Prisma, Selasa (24/1/2023).
Alat ini juga dilengkapi dengan stasiun lapangan atau field station yang terdiri dari sensor-sensor dan kontroler yang hasil pengukurannya akan diunggah ke internet server serta base station untuk selanjutnya disimpan.
Perjalanan Penelitian
Airfeel terdiri dari empat seri. Seri pertama telah dirancang sejak tahun 2020, sebelum akhirnya mengalami berbagai perkembangan seperti saat ini.
“Penelitian ini berawal dari tahun 2020, yang digawangi oleh kami, para dosen pemula dan diketuai oleh saya sendiri,” tutur Prisma.
Seri pertama tersebut kemudian dikembangkan menjadi seri kedua dengan fungsi dan kegunaan yang lebih luas. Pengembangan itu kemudian diikuti dengan pendirian research center di FTMM UNAIR yang salah satunya berfokus pada visibility pembangkit listrik dengan energi terbarukan di Indonesia.
Kemudian seri ketiga mulai dikembangkan Tahun 2022. Dalam pengembangan itu, Airfeel mengalami penambahan sensor untuk mengukur O2, CO2, dan CO.
Baca juga:
FKG Unair Berikan APD pada Pekerja Galian C Bukit Jaddih Bangkalan
"Seri ketiga itu sukses digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ACHD Unair di Sumenep, Madura. Sedangkan versi keempat akan terus dikembangan lagi secara lebih luas. Nantinya akan dilengkapi dengan versi android dan versi hardware,” kata Prisma.
Manfaat dan Kegunaan
Menurut Prisma, Airfeel ini menjadi alat yang sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi cuaca serta kualitas udara sangat penting untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari fenomena alam yang terjadi. Seiring dengan semakin tidak menentunya kondisi cuaca serta kualitas udara, khususnya di Surabaya.
“Pertama tentu saja karena penting untuk mengetahui kondisi kualitas udara di lingkungan kita. Oleh karena itu, percobaan pertama Airfeel waktu itu dilakukan di Unair Kampus C,” kata Prisma.
“Selain itu, monitoring cuaca dari perangkat Airfeel ini juga penting terutama terkait dengan pengetahuan kondisi cuaca dan perubahan iklim,” imbuhnya.
Baca juga:
Menteri AHY Lulus Program Doktor di Unair Surabaya dengan Predikat Cumlaude
Secara luas, Airfeel dapat digunakan baik oleh akademisi, mahasiswa, masyarakat, maupun industri untuk mengukur kondisi cuaca dan kualitas udara di berbagai lokasi dan dalam berbagai kondisi.
“Jadi, manfaatnya banyak sekali. Di bidang keilmuan misalnya, dapat digunakan baik di bidang ilmu instrumentasi, lingkungan, kesehatan. Airfeel juga dapat digunakan untuk mengukur potensi energi angin dan energi surya,” papar Prisma.
Dosen FTMM Unair ini berharap, ke depan pengembangan Airfeel dapat terus dilanjutkan dengan berbagai penambahan inovasi dan sistem yang lebih canggih. Selain itu, alat ini dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat secara luas serta menarik minat industri.
“Saya harap, produk ini bisa menarik minat industri dan dapat digunakan sebagai alat-alat pendukung. Kedua, saya harap alat ini bisa digunakan secara meluas di masyarakat dan bisa mengembangkan kehidupan masyarakat seperti untuk keperluan pariwisata maupun lingkungan,” pungkasnya.