jatimnow.com - Joko Dolog, patung bersejarah peninggalan Kerajaan Singhasari yang hingga saat ini masih kokoh berdiri di Jalan Taman Apsari, Surabaya, dipercaya menyimpan segudang aura mistis.
Konon, penunggu tempat ini berwujud prabu tampan. Siapapun yang pernah singgah ke arena patung Joko Dolog akan merasakan getaran yang berbeda.
Ketika melewati pintu gerbang, pengunjung bisa melihat 30 arca bersejarah sebelum sampai ke patung Joko Dolog.
Aroma wangi dupa terbakar dan asap tipis menari di udara hingga empat pohon beringin besar dengan akar yang menjuntai ke tanah itu, menjadi suguhan khas bagi pengunjung.
Sekeliling area yang hening bak kedap suara itu turut menyelimuti setiap sudut bangunan, yang memang tidak untuk dihuni manusia itu.
Bila diperhatikan secara detail, area tersebut nyaris tidak tertembus sinar matahari. Payung temanten yang dihuni rumah laba-laba dan burung dara putih sesekali hinggap sesekali pergi itu, menambah suasana semakin mistis.
Juru kunci patung Jogo Dolog, Sugianto
Kepada jatimnow.com Mbah Sugianto (67), juru kunci Joko Dolog mengaku sudah 40 tahun lalu merawat patung hingga membersihkan setiap sudut arca di sana. Bahkan hingga kini, para pengunjung hampir semuanya dia hapal.
"Sebelum menjadi juru kunci di sini, saya sudah sering diajak dan diberi pengetahuan oleh juru kunci lawas di sini, soal perawatan 31 arca ini," ungkap Sugiono, Senin (30/1/2023).
Sederet pengalaman pahit dan manis Sugianto, semuanya diceritakan, mulai fase awal dirinya menjadi juru kunci, hingga pengalamannya yang dihadiri sesosok astral berwujud prabu.
Menurut Sugianto, pengalaman yang dinilai apes oleh Sugianto adalah saat pertama kali jaga mala. Kebetulan saat itu ia masih terjaga dan melihat jam masih menunjukkan angka 2 dini hari.
"Saya ingat itu kejadiannya di malam Jumat legi dan untuk tahunnya sekitar 2000-an. Saya terkejut bukan main dari tangan sebelah kanan patung Joko Dolog, muncul laki-laki berpakaian kerajaan lengkap dengan mahkota, dan kulitnya kuning terawat," tutur dia.
Baca juga:
Mengenal Candi Jabung, Peninggalan Kerajaan Majapahit di Probolinggo
Mata Sugiono pun terbelalak dan mulutnya terkunci rapat. Dia paham dan tahu betul laki-laki itu muncul dari tangan kanan patung Joko Dolog.
"Beruntung laki-laki itu tidak melihat ke arah saya. Saat itu saya berada di depan gerbang masuk, di atas plesteran sumur. Ia berpawakan gagah mirip seorang prabu, dan berjalan pelan mengelilingi Joko Dolog," ucapnya lirih.
Deretan arca di area patung Joko Dolog
Entah perwujudan siapa, lanjut Sugianto, ia tidak mengenalnya. Yang pasti mirip sekali seorang prabu atau bisa dikatakan mirip sosok wayang orang Kresna.
Sementara di hari berbeda, ia juga pernah melihat sosok putri yang cantik berkebaya warna kuning emas yang sedang menyapu pelataran sisi barat.
Kali ini berbeda. Menurutnya, kejadiannya saat pagi hari sekitar pukul 5 saat matahari belum naik tinggi dan gerimis turun. Wanita itu muncul lalu hilang di prasasti Mayangkara.
Baca juga:
Bupati Mojokerto Uraikan Full of Majapahit Greatness ke Peserta Jambore Pemuda Internasional
Sambil menunjuk buah prasasti Mayangkara yang memiliki motif ukiran bunga teratai, ia memastikan bahwa dari situ sosok putri cantik jelita itu muncul.
"Waktu saya nyapu daun kering di sisi barat dan jelas posisi saya itu menyapu, sosok cantik itu tiba-tiba muncul dari prasasti Mayangkara sebentar saja sambil memandang langit dahan pohon beringin, lalu hilang tersedot prasasti Mayangkara," terang Sugianto.
Sampai hari ini, ketika dia berjaga malam tidak lupa untuk memanjatkan doa dan bersyukur tidak terjadi apa-apa selama menjadi juru kunci.
"Tidak ada yang meminta kejadian yang tidak kita inginkan. Mengucap syukur selama menjadi juru kunci di sini satupun tidak ada kejadian fatal," ungkapnya.
Patung Joko Dolog saat ini dijadikan sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha di Surabaya. Adapun Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menetapkan patung Joko Dolog sebagai cagar budaya. Juga dijadikan spot wisata atau city tour.