jatimnow.com - PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) kedatangan Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi. Alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir ini ditunjuk jadi dubes oleh Presiden Joko Widodo pada November 2021 lalu.
Dalam kunjungan itu, Zuhairi Misrawi diajak diskusi santai seputar perkembangan bisnis, Bung Karno, Pancasila hingga tentang tim sepak bola Tunisia di acara bincang SIER Podcast. Acara ini dipandu langsung Direktur Utama (Dirut) PT SIER, Didik Prasetiyono.
Zuhairi Misrawi bercerita bahwa di tahun pertama jadi Dubes, dirinya fokus mempromosikan Indonesia di Tunisia. Strategi yang digunakan adalah memanfaatkan kedekatan sejarah antara Tunisia dengan Indonesia di era Presiden Soekarno.
Dia mengisahkan kembali kepada orang-orang Tunisia jika dulu pada 1951, pemimpin besar Tunisia, Habib Bourguiba berkunjung ke Indonesia dan bertemu Bung Karno. Habib Bourguiba diberi resep menjadi bangsa merdeka, yang waktu itu Tunisia masih dijajah Prancis.
“Peran Bung Karno sebagai inspirator, Tunisia akhirnya bisa merdeka pada 1956. Pada 1960, Bung Karno berkunjung ke Tunisia. Bung Karno disambut sangat luar biasa. Waktu itu Bung Karno juga menerima penghargaan pejuang kemerdekaan dari Tunisia,” jelas Gus Mis sapaan karibnya. Kamis (9/2/2023).
Soal Pancasila, tambahnya. Saat kunjungan Bung Karno pada 1960 media-media di Tunisia sudah pernah membahasnya.
“Tahun ini saya menerjemahkan pidato Pancasila 1 Juni Bung Karno ke dalam Bahasa Arab. Orang-orang Tunisia menganggap Pancasila ini pemikiran yang original dan dibutuhkan sekarang. Makanya Bung Karno dan Pancasila sangat terkenal di Tunisia,” ungkapnya.
Melalui kedekatan emosional sejarah ini, kata Gus Mis, dirinya lantas masuk ke sisi bisnis, dan ternyata langsung mengena. Sekarang banyak orang Tunisia sangat bangga impor barang dari Indonesia.
Dubes kelahiran 2 Mei 1977 di Sumenep, Madura ini mengatakan, saat kedatangannya ke Tunisia sebagai dubes, perdagangan Tunisia-Indonesia berada pada posisi 52. Saat ini, posisinya sudah melonjak tajam berada di posisi 25.
"Dulu perdagangan antara Tunisia dengan Indonesia di bawah Malaysia, Vietnam atau Thailand. Sekarang sudah melampaui. Nilai perdagangannya sudah lebih dari 200 juta US Dolar. Target saya bisa masuk 10 besar tahun ini," ujarnya.
Baca juga:
SIER Resmikan SPKLU Fast Charging di Surabaya, 15 Persen Energi dari Solar Panel
Produk-produk yang diimpor Tunisia dari Indonesia, kata Gus Mis, seperti CPO, furniture, bahan kimia, ban, dan mobil.
Dalam diskusi itu, Zuhairi Misrawi mengajak SIER transformasikan pengalaman kelola bisnis kawasan industri ke negara yang terkenal dengan produk kurmanya tersebut.
Menurut aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) itu, potensi pengembangan bisnis kawasan industri sangat besar. Untuk itu, SIER yang memiliki pengalaman panjang di bisnis kawasan industri berpeluang bisa masuk untuk mengtransformasikan pengalamannya ke Tunisia.
"Saya menilai, soal kawasan industri Tunisia sangat tertinggal. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Untuk itu, peluang bisnis ini bisa dimasuki SIER," ujar Gus Mis, sapaan akrab Zuhairi Misrawi.
Agar perdagangan antara Tunisia dengan Indonesia semakin berkembang pesat, jelasnya, sekarang sedang dipersiapkan perjanjian kerjasama Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA). Dengan PTA ini diyakini perdagangan Indonesia ke Tunisia akan semakin melejit.
Baca juga:
SIER Industrial Run 2024: Sensasi Lari di Bawah Pengolahan Limbah Surabaya
Dengan adanya pertemuan G20 di Bali beberapa waktu lalu, kata Gus Mis, juga meningkatkan daya tarik Indonesia di mata dunia. Termasuk Tunisia. Sekarang Indonesia sangat diperhitungkan di dunia internasional.
"Tunisia sekarang ingin beralih perdagangan dari Eropa ke Asia, termasuk ke Indonesia. Saya ingin toko retail yang ada di Indonesia yang sangat menjamur itu bisa masuk ke Tunisia. Tujuannya agar ada produk UMKM Indonesia yang ke Tunisia," harapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono mengucapkan terima kasih kepada Dubes RI untuk Tunisia, yang telah menyempatkan diri berkunjung ke SIER dan berdiskusi mengenai peluang apa saja yang bisa dimasuki pengusaha Indonesia ke Tunisia.
“Diskusinya sangat menarik. Termasuk bagaimana potensi bisnis kawasan industri yang besar di Tunisia yang belum tergarap. Tentu ini informasi yang sangat berharga buat kami, yang menjalankan bisnis kawasan industri,” tandasnya.