Pixel Codejatimnow.com

Romantisme Pasutri Lansia Lamongan Ngontel 15 Km Jual Pisang sejak 1975

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Pasutri lansia di Lamongan saat menjajakan dagangannya menyusuri jalan kota. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Pasutri lansia di Lamongan saat menjajakan dagangannya menyusuri jalan kota. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Pasangan suami istri (pasutri) lanjut usia (lansia) di Lamongan, Tarimin dan Printen bisa jadi menampar para muda dalam urusan asmara. Pasalnya, bukan hanya simbol cokelat, bunga, atau sekadar kalimat puitis khas hari valentine, melainkan juga menunjukkan esensi kesetiaan dan ketulusan dalam sebuah ikatan.

Pasutri asal Desa Guyangan, Kecamatan Sugio, Lamongan ini setiap hari menjual pisang ke kota Lamongan. Keduanya menggunakan sepeda ontel menyusuri kota untuk menjemput rezeki. Sesekali sepeda yang ditumpangi keduanya dituntun.

Sungguh pemandangan yang jarang sekali ditemui di zaman modern seperti sekarang. Padahal jika dihitung jarak tempuh antar Kecamatan Sugio dan kota Lamongan jauhnya mencapai hampir 15 Km .

"Berdagang pisang sudah sejak 1975 (48 tahun) ke Lamongan dituntun," ungkap Mbah Tarimin, Selasa (14/2/2023).

Baca juga:
Pedagang Kue Lebaran di Lamongan Sepi Pembeli, Dampak Online Shop?

Saat ditanya lebih jauh alasan keduanya berdagang dengan jarak tempuh berpuluh-puluh kilometer meski usianya tak muda lagi, Tarimin menjawab, berdagang pisang dijalaninya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran tak dikaruniai keturunan.

"Nggak punya anak, berdagang untuk makan dan kebutuhan sehari-hari," ucapnya.

Baca juga:
Pengiriman Bantuan Korban Gempa Bawean Tertahan di Lamongan

Sehari-hari Mbah Tarimin dan istri menjual setidaknya 3 tandan pisang ke kota Lamongan. Dengan nada bersenda gurau keduanya menyebut jika tidak memiliki saudara.

"Tidak punya, ya ini saudara saya, pacar dan teman saya," sambil menunjuk istrinya sambil tertawa.