Pixel Codejatimnow.com

Wali Kota Eri Cahyadi Optimis PISS Jadi Pusat Pengendalian Inflasi di Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (tengah) dan Direktur PT Paskomnas Indonesia Hartono Wignyopranoto (kanan) saat peresmian PISS (Foto-foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (tengah) dan Direktur PT Paskomnas Indonesia Hartono Wignyopranoto (kanan) saat peresmian PISS (Foto-foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)

jatimnow.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan Pasar Induk Surabaya Sidotopo (PISS), Rabu (15/2/2023). Dia optimis pasar ini bakal menjadi salah satu tempat untuk mengendalikan dan menahan inflasi di Kota Pahlawan.

Ditemui usai meresmikan PISS, Eri menyampaikan bahwa PISS memiliki peranan besar dalam mengendalikan inflasi dan harga bahan pokok di Surabaya. Sebab, nantinya pemenuhan dan penentuan harga bahan pokok seperti beras, minyak goreng, dan komoditi lainnya bisa diselaraskan melalui pasar induk ini.

"Jadi syukur alhamdulillah, hari ini pasar induk sudah dibuka di Sidotopo. Harapan kita bersama adalah harga bisa kita stabilkan," ungkap Eri.

Eri menambahkan, kelangkaan bahan pokok ke depannya bisa diminimalisir. Bahkan potensi harga akan naik pun bisa ditekan. Sebab harga dan ketersediaan komoditi bakal ditetapkan dan disediakan di pasar induk.

Sehingga, ketika ada pergerakan harga yang mulai merangkak naik, pemerintah menurut bisa segera melakukan intervensi melalui pasar induk ini.

"Contohnya seperti beras, Minyakita itu tidak akan terjadi hilang di pasaran atau harga naik. Sama juga halnya cabe. Harga cabe di setiap pasar itu bisa sama. Karena membelinya di tempat yang sama dengan harga yang sudah ditetapkan," papar Eri.

Ditanya perihal angka inflasi Surabaya yang saat ini sedang naik, Eri mengaku hal itu bukan dari bahan pokok. Ada beberapa aspek yang bisa saja mempengaruhi, seperti halnya sektor pendidikan dan kebutuhan lainnya.

Baca juga:
Video: Pedagang Bongkar Rahasia Cabai di PISS Segar Tahan Lama

"Seperti tahun kemarin angkanya mencapai empat koma sekian itu bukan karena bahan pokok. Tapi karena pendidikan. Bulan Juli inflasi naik waktu bayar sekolah. Bukan bahan pokok. Kalau yang menyebabkan naik ini pendidikan, kita gak bisa apa-apa. Kalau holtikultura, ini ada stakeholder terkait yang bisa bantu kita menjaga (stabilitasnya)," jelasnya.

Di tempat sama, Direktur PT Paskomnas Indonesia, Hartono Wignyopranoto menyampaikan, nantinya bakal ada 800 pedagang yang mengisi lapak di sana. Pasar itu menurutnya bakal menyediakan seluruh komoditi mulai dari sayur dan buah, hingga arahan wali kota seperti beras dan minyak goreng.

"Kami menyediakan untuk 800 pedagang dengan 1500 lapak. Semua (komoditi) ada lengkap semua. Kemudian sarana prasarana juga lengkap mulai dari mushola hingga toilet," jelas Hartono.

Baca juga:
Pedagang Bongkar Rahasia Cabai di PISS Segar Tahan Lama

Selain menyediakan komoditi lengkap, pasar dengan luas 3,4 hektar itu nantinya juga bakal memberdayakan warga sekitar secara bertahap. Saat ini saja, Hartono menyebut sudah ada sekira 20 pekerja di sana yang berasal dari warga sekitar pasar.

"Nanti ini pasti akan berkembang (jumlahnya). Karena saat ini kan yang efektif operasional baru berapa persen. Sebetulnya sudah ada banyak yang pesan (pedagangnya). Tapi masih operasi di pasar lain. Jadi nanti pasti berkembang," ujarnya.