Pixel Code jatimnow.com

Sekjen Gerindra Napak Tilas Jejak Kepahlawan Raja Fisabilillah dan Raja Ali Haji

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Ni'am Kurniawan
Moment Muzani berziarah di makam Raja Ali Haji di Tandjung Pinang, Riau. (Foto: Ricad for jatimnow.com)
Moment Muzani berziarah di makam Raja Ali Haji di Tandjung Pinang, Riau. (Foto: Ricad for jatimnow.com)

jatimnow.com - Sekjen Gerindra Ahmad Muzani berserta rombongan berkunjung ke Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Di sana, Muzani berkunjung ke makam pahlawan nasional, Raja Haji Fisabilillah. Raja Haji Fisabililah merupakan adik dari Sultan Selangor pertama, Sultan Salehuddin dan paman sultan Selangor kedua, Sultan Ibrahim.

Namanya diabadikan dalam nama bandar udara di Tanjung Pinang, Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah. Kemudian namanya juga diabadikan nama masjid yang ada di Selangor, Malaysia, yaitu kota Cyberjaya dinamakan Masjid Raja Haji Fisabililah.

"Alhamdulillah hari ini berkesempatan ziarah ke makam pahlawan nasional, Raja Haji Fisabilillah dan makam Raja Ali Haji, penyair fenomenal abad 19 yang puisinya sangat terkenal dengan pasal-pasal Gurindam," kata Muzani, yang juga Wakil Ketua MPR itu.

Baca juga:
Respons Sekjen Gerindra Disambati PMI di Malaysia Sulit Buat Paspor

Selain itu, Ketua Fraksi Gerindra itu juga berziarah ke makam Raja Ali Haji. Sosoknya dikenal sebagai ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19 keturunan Bugis dan Melayu.

Raja Ali Haji juga terkenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat bukunya yang berjudul Pedoman Bahasa. Raja Ali Haji juga merupakan pengarang Gurindam 12, puisi lama yang fenomenal bagi bangsa Melayu.

Baca juga:
Soal Pertemuan Diam-diam dengan Sekjen Gerindra, Khofifah: Wes Ta Rek

"Gurindam VII. Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta. Apabila banyak berlebih-lebihan suka, itulah landa hampirkan duka," ucap Muzani, mengutip salah satu puisi Raja Ali Haji.

Melalui puisi itu, Muzani berharap agar setiap warga Indonsia mau meneladani jasa-jasa para pahlawanannya. Itu sebagai tanda penghormatan serta pengingat untuk terus memperjuangkan cita-cita para pendiri bangsa Indonesia.