Pixel Code jatimnow.com

Potret Jalan Menuju Sekolah di Pacitan Akibat Terdampak Longsor

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Ahmad Fauzani
Siswa di Pacitan melewati jalan terjal ketika berangkat sekolah (Foto: Doyok for jatimnow.com)
Siswa di Pacitan melewati jalan terjal ketika berangkat sekolah (Foto: Doyok for jatimnow.com)

jatimnow.com - Puluhan siswa SDN 3 Kemuning, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan bertaruh nyawa ketika berangkat ke sekolah. Mereka harus melintasi jalan yang terdampak longsor sejak November 2022 lalu.

Kondisi itu membuat para guru mendatangi rumah para siswa SD ini, yang tidak bisa ke sekolah.

"Karena jalan menuju ke sekolah rawan longsor dan banjir, akhirnya kami yang mendatangi rumah mereka untuk mengajar," ujar salah satu guru SDN 3 Kemuning, Murtini, Jumat (23/2/2023).

Hal itu dilakukan Murtini dan guru lainnya, karena pihak sekolah ingin agar para siswa itu tetap bisa mendapatkan pendidikan.

Kondisi jalan yang rusak akibat material longsor, juga menjadi tantangan para guru untuk sampai ke rumah siswa-siswa itu.

"Jaraknya lumayan, sekitar 10 kilometer dari sekolah," ungkap Murtini.

Baca juga:
Tembok Penahan Jalan Trenggalek - Pacitan Retak gegara Longsor

Bahkan, lanjut Murtini, aktivitas itu sudah dilakukan sejak tiga bulan terakhir.

"Kasihan kalau mereka yang harus sekolah, karena jalannya membayakan. Ini kami lakukan agar pembelajaran terus berlanjut," tambah dia.

Menurutnya, kondisi itu telah diketahui Dinas Pendidikan Pacitan. Bahkan dinas ini sudah berkomunikasi dengan instansi lain untuk memberi solusi terkait persoalan yang dialami warga Kemuning tersebut.

Baca juga:
Cari Solusi Jalan Provinsi di Jember Rusak, Gus Fawait Temui Khofifah

"Kami telah mengomunikasikan kepada DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Pacitan, terkait dengan akses jalan dan jembatan yang terdampak longsor tersebut," papar dia.

Dia mengaku komunikasi itu dilakukan untuk meminta bantuan agar dilakukan penanganan secara darurat. Karena selain menjadi akses pendidikan, jalan itu juga menjadi akses vital bagi 106 Kepala Keluarga di wilayah tersebut.

Pembangunan akses baru di wilayah itu juga sangat diharapkan warga. Agar perekonomian, kesehatan hingga pendidikan di daerah itu kembali normal.