jatimnow.com - Sebuah peristiwa memilukan mengungkap potret buram kondisi infrastruktur desa di wilayah pinggiran Kabupaten Bojonegoro.
Seorang ibu muda bernama Susanti, warga Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, terpaksa ditandu sejauh enam kilometer oleh warga usai melahirkan karena ambulans tak mampu menjangkau rumahnya akibat kondisi jalan desa yang rusak parah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Kabupaten Bojonegoro, Chusaifi Ivan mengatakan, pihaknya akan menyiapkan pembangunan jalan poros strategis baru sepanjang 17 kilometer yang menghubungkan Kecamatan Tambakrejo dengan Kecamatan Margomulyo.
"Jalan yang direncanakan membentang sepanjang 17 kilometer ini akan melewati Dusun Doplang, Dusun Windu, dan Dusun Kalidandang di Desa Napis," ungkap Ivan, pada senin (5/5/2025).
Ivan menjelaskan bahwa rencana pembangunan ini sebenarnya telah dibahas sejak beberapa tahun lalu, dan kini memasuki tahapan pengadaan dan pembebasan lahan.
"Saat ini, pembangunan jalan Napis - Margomulyo yang melalui wilayah desa dan kawasan hutan sedang memasuki tahap pengadaan tanah milik warga, serta proses perjanjian kerja sama pengelolaan lahan dengan Perhutani untuk lahan yang berada di kawasan hutan,” ujar Ivan.
Ivan menambahkan, proses pengadaan tanah telah dimulai sejak tahun 2024 dan akan berlanjut secara bertahap pada tahun 2025 hingga 2026. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh kebutuhan lahan dapat dipenuhi sebelum pembangunan fisik dimulai.
"Proses ini penting dilakukan secara bertahap mengingat jalan tersebut akan melintasi wilayah hutan dan sebagian lahan warga. Ini merupakan tahapan krusial sebelum konstruksi bisa dimulai,” imbuhnya.
Tak hanya jalan, Pemkab Bojonegoro juga merencanakan pembangunan sembilan titik jembatan yang tersebar sepanjang ruas jalan tersebut guna menunjang konektivitas antarwilayah.
"Secara teknis, rencana pembangunan jalan ini mencakup total panjang 17 kilometer dan sembilan titik jembatan di sepanjang jalur. Harapan kami, seluruh proses bisa segera diselesaikan agar pembangunan fisik dapat segera dilaksanakan,” pungkas Ivan.
Baca juga:
Akses Jalan Rusak, Ibu Muda di Bojonegoro Ditandu 6 Kilo Usai Melahirkan
Sebelumnya, dalam video yang viral di platform TikTok, warga tampak bergotong royong mengusung Susanti menggunakan kursi panjang berlapis matras, menyusuri jalan berlumpur dan licin sepulangnya dari RSUD Padangan.
Hal itu dilakukan sebab akses kendaraan tidak memungkinkan, akhirnya memaksa warga mengambil inisiatif menandu sang ibu hingga ke rumah.
"Ambulans dari RSUD Padangan tidak bisa masuk karena jalan tidak memungkinkan. Akhirnya warga sepakat menandu mbaknya sampai rumah,” ujar Adit, warga setempat yang juga pemilik akun TikTok @kldd27, kemarin (4/5/2025).
Menurut Adit, kondisi ini bukan hal baru. Tiap musim hujan, jalan-jalan desa berubah menjadi lumpur, menyulitkan akses warga menuju fasilitas kesehatan, sekolah, bahkan pasar.
Ia menyebut sekitar 10 kilometer jalan rusak berat membentang di Desa Napis, diperparah dengan 11 jembatan kayu yang rentan dan dua sungai tanpa jembatan sama sekali.
Baca juga:
Pesan Gubernur Khofifah pada Bupati Bojonegoro Setyo Wahono
"Setiap musim hujan, ya begini terus. Anak-anak kesulitan ke sekolah, ekonomi juga makin terpuruk,” imbuhnya.
Video ini menuai simpati publik dan menggugah perhatian banyak pihak. Kepala Desa Napis, Mulyono, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengajukan pembangunan jalan penghubung dari Desa Napis ke Watu Jago, Kecamatan Margomulyo. Proyek ini kini memasuki tahap ganti rugi lahan milik warga.
"Kami sudah bertemu Pak Sekda untuk membahas ini. Saat ini masih proses ganti untung karena jalan akan melewati lahan warga,” kata Mulyono.
Ironisnya, kondisi jalan rusak ini sudah berlangsung selama puluhan tahun, padahal Kecamatan Tambakrejo dikenal sebagai kampung halaman Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dan Bupati Bojonegoro Setyo Wahono.
Warga berharap, pasca menjadi sorotan publik atas kondisi ini pemerintah dapat merespon dan langsung memberikan tindakan nyata untuk memperbaiki infrastruktur dasar berupa akses jalan yang selama ini terabaikan.