Pixel Codejatimnow.com

Berangkatkan Santri ke Kairo, Sadad: Kembalilah sebagai Pejuang Tangguh

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Anwar Sadad bersama Gubernur Khofifah saat memberangkatkan 30 santri dari Grahadi (Foto: Fad for jatimnow.com)
Anwar Sadad bersama Gubernur Khofifah saat memberangkatkan 30 santri dari Grahadi (Foto: Fad for jatimnow.com)

jatimnow.com - Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad mengapresiasi program Beasiswa Santri Pondok Pesantren (BSPP) milik Pemprov Jatim. Diketahui, dari 400 pendaftar, 300 santri dinyatakan lolos dan berangkat untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar, di Kairo, Mesir.

"Diharapkan mereka bisa menambah wawasannya, khazanah pemikirannya, dan kembali pulang ke Indonesia. Selamat jalan, kembalilah ke tanah air, dan menjadi pejuang-pejuang yang tangguh," tegas Gus Sadad, sapaan akrabnya, Senin (6/3/2023) malam.

Kepada santri-santri itu, keluarga Ponpes Sidogiri itu berpesan agar sungguh-sungguh dalam belajar dan menimba ilmu sebanyak-banyaknya, agar bisa ditelurkan ke madrasah-madrasah di Jawa Timur.

"Terutama Islam yang moderat, washotiyah, yang merupakan kode genetika Islam di Indonesia yang bisa beradaptasi dengan budaya, kearifan lokal," imbuh Gus Sadad.

"Saya berpesan, gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya belajar yang rajin, baca buku, buka cakrawala, dengan senior, atau guru besar disana, dan menulislah pikiran-pikiran yang bisa memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa ini," sambung dia.

Baca juga:
Sepi Pembeli, Luminor Sidoarjo, Imlekan

Diakuinya, beasiswa santri untuk belajar keluar negeri baru dilakukan oleh Pemprov Jatim. Sehingga, perlu adanya supporting system untuk mengupayakan anggaran tersebut bisa bertambah setiap tahun.

Ketua DPD Gerindra Jatim itu juga mengaku bangga, karena pendidikan berbasis pesantren di Jawa Timur berada pada garis yang sama dengan pendidikan yang lain, alias tidak ada penganak tirian.

Baca juga:
15 Best Trainee Terima Beasiswa, Sebagian OTJ di Luminor Sidoarjo

"Kedepan juga harus semakin baik, semakin tegas, harapannya dari Pondok Pesantren lahir para pemikir, para tokoh intelektual, yang bisa berkontribusi bagi bangsa ini," katanya.

"Saya sebagai orang yang merasa dibesarkan, dididik, dalam tradisi akademik pondok pesantren terutama di madrasah diniyah, cukup berbangga hati kepada adek-adek atau anak-anak saya yang besok akan berangkat ke Al-Azhar, karena tidak semua orang punya kesempatan seperti itu," tandas alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya itu.