Pixel Codejatimnow.com

Ungkapan Kekaguman ala Jawa Timuran: Cuk, Rakaprah, Seru!

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Rama Indra S.P
ilustrasi
ilustrasi

jatimnow.com- Beragam bahasa di Jawa Timur nyatanya tidak kalah keren dengan bahasa lainnya. Bahkan, cenderung terdengar lucu dan unik. Berikut ungkapan bahasa kekaguman yang ada di daerah-daerah di Jawa Timur:

1. Cuk
Bagi warga Surabaya bahasa "Cuk" tidak asing lagi terdengar, mulai dari tempat nongkrong dan warung kopi, atau di kehidupan sehari-hari.

Tidak melulu kasar. "Cuk" di Kota Pahlawan ini justru menjadi simbol keakraban seorang teman, bahkan bahasa ini juga kerap digunakan di awalan kata untuk mengungkapkan perasaan kagum, contohnya:

Cuk.. pinter temenan arek iki = Wow.. sungguh pintar anak ini.

2. Peh
Bagi kalian yang asli dari Kota Tahu atau Kediri tentu kosakata 'Peh' ini melekat di ingatan, dimana kata-kata tersebut sering digunakan di circle pergaulan untuk digunakan mengungkapkan rasa kagum, contohnya:

Peh langgeng yo karo bojomu = Wah, langgeng ya sama istri/suamimu.

3. Byalak
Banyuwangi, kabupaten terletak di ujung Timur pulau Jawa ini memiliki keunikan tersendiri karena perpaduan bahasa Jawa dengan Osing.

Sementara, untuk membahasakan kekaguman warga Banyuwangi kerap menggunakan bahasa "Blayak", contohnya:

Blayak, kari ayu lare iku = Wah, cantik sekali anak itu.

4. Biyuh
Masyarakat lereng Gunung Lawu, di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah pasti tidak asing dengan kata "Biyuh". Ini juga sering digunakan masyarakat wilayah Mataraman. Padanan kata yang kerap digunakan menafsiri sesuatu yang sangat luar biasa, contohnya:

Biyuh sak ambrek dunyo e = Wah tidak terukur hartanya.

6. Poh
Selanjutnya dari kota Reog Ponorogo, kosakata "Poh" ini menjadi reflek bagi kebanyakan warga Ponorogo usai mendapati sesuatu hal yang luar biasa, contohnya:

Poh kelunto-luntho ket cilik = Wah terlunta-lunta sejak kecil

7. Kajoh
Sedangkan, kali ini adalah Malang yang sudah tenar dengan penggunaan kamus bahasa malangan atau kamus bahasa kebalikan (Osob Kiwalan).

Mereka anak malang biasa memakai kosakata "Kajoh" ketika mengungkapkan rasa kagumnya, contohnya:

Kajoh setil pacakanne = wah keren sekali penampilannya.

8. Lhuk
Bergeser ke Pasuruan, masyarakat Pasuruan ini justru dalam mengungkapkan rasa kagumnya itu cukup simpel dengan kosakata yakni "Lhuk", contohnya:

Lhuk gak nyongko = wah tidak menyangka

9. Guh atau Onggu
Lebih lanjut, bahasa "Guh atau Onggu", diangkat dari bahasa khasnya orang Madura, yang punya arti yaitu decak kagum, ketika mengetahui satu hal yang terjadi, contohnya:

Neser Onggu koceng riah, e dinah emmaken mengget bik reng lakek laen = Kasihan sekali kucing ini ditinggal ibunya dengan lelaki lain.

10. Beh
Di kabupaten Mojokerto dan Kotanya, kata-kata "Beh" tentu tidak asing lagi ketika diletakkan di dalam percakapan sehari-hari. Kosakata "Beh" ini menjadi khasnya Mojokerto, yang juga untuk menandai satu hal yang luar biasa, contohnya:

Beh kok iso ngelakoni koyok ngono = Wah kok bisa melakukan hal yang sedemikian

11. Rakaprah

"Rakaprah" menjadi kosakata endemik bahasa khas Bojonegoro sebagai kata ganti "bagus sekali" guna mengungkapkan rasa kekaguman, contohnya:

Jasik piala ne jan rakaprah = Wak pialanya sangat bagus sekali.

12. Seru
Nah, kalau di Kabupaten Gresik, setiap momen ketika itu melebihi batas kewajaran maka secara otomatis kata "seru" ini akan digunakan sebagai imbuhannya, contohnya:

Pemandangan e apik seru = Pemandangannya sangat bagus sekali.

13. Apik Jeh
Terakhir, sebagai penutup yaitu hadir kosakata dari Probolinggo. Yang ketika warga asli Probolinggo menemui suatu hal lumayan keren abis, maka selalu mengungkapkan "Apik Jeh", contohnya:

Apik jeh sepeda motormu, tur kenceng = Bagus nih sepeda motor milikmu, dan kencang.

 

*) Artikel ini masih butuh kritik, saran dan masukan. Silakan sampaikan di kolom komentar.