Pixel Codejatimnow.com

Ganjar Basuh Tangan dengan Air Sumur Bersejarah ketika Kunjungi Rumah Kelahiran Bung Karno

Editor : Aris Setyoadji  Reporter : Zain Ahmad
Ganjar Pranowo membasuh tangan dengan air yang diambil dari Sumur Jobong.(Zain Ahmad/jatimnow.com)
Ganjar Pranowo membasuh tangan dengan air yang diambil dari Sumur Jobong.(Zain Ahmad/jatimnow.com)

jatimnow.com - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo mengakhiri safarinya di Surabaya dengan mengunjungi rumah kelahiran Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno atau Bung Karno di kawasan Pandean Gang IV, Peneleh, Sabtu (6/5/2023) sore.

Kehadiran Ganjar disambut ratusan kader PDI Perjuangan dan warga. Di ujung gang menuju rumah kelahiran Bung Karno, Ganjar juga disambut ratusan santri yang mengelu-elukan dan mengidolakan cucu menantu Kiai Hisyam Abdul Karim, pendiri Pesantren Roudlotus Sholihin Kalijaran, Purbalingga tersebut.

Ganjar terharu saat menginjakkan kaki di rumah kelahiran Bung Karno. Rumah sederhana namun memiliki nilai historis perjuangan yang tinggi bagi bangsa ini.

"Seperti kata Bung Karno. Ayo kita warisi apinya, jangan abunya. Kita harus warisi api perjuangan Bung Karno untuk meneruskan kebaikan, untuk terus menghadirkan kerja kerakyatan yang konsisten dan tulus yang bisa membantu seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.

Ganjar memasuki rumah kelahiran Bung Karno dengan mengucapkan kalimat basmalah. Kaki kanannya mengayun kali pertama melewati pintu rumah yang berwarna cokelat.

Ia juga melihat kamar tempat kelahiran sang proklamator tersebut. Ganjar didampingi komunitas sejarah Begandring. Mereka menjelaskan riwayat rumah itu. Ganjar beberapa saat terdiam. Tatapan matanya serius.

Selain tempat kelahiran, Surabaya juga menjadi tempat Bung Karno ditempa sebagai aktivis dan pemikir. Ketika itu, ayahanda Soekarno mengirimkan sang anak untuk bersekolah di Surabaya dan indekos di rumah Ketua Sarekat Islam Haji Oemar Said Tjokroaminoto, di kawasan Peneleh.

Baca juga:
Ganjar Pranowo Kobarkan Semangat Bongkar Kecurangan Pemilu di Jatim

"Surabaya dan Jawa Timur adalah wilayah yang lekat dengan perjalanan hidup Bung Karno. Beliau lahir di Surabaya, sekolah di masa kecil sampai remaja di Surabaya, berdinamika dengan banyak tokoh pergerakan semasa indekos di rumah HOS Tjokroaminoto juga di Surabaya. Beliau wafat lalu dimakamkan di Blitar. Maka Jawa Timur punya tempat yang spesial," ungkap Ganjar.

Kedatangan Ganjar di rumah kelahiran Bung Karno didampingi oleh Plh Ketua DPD PDIP Jatim Budi Sulistyono beserta jajaran, anggota DPR Puti Guntur Soekarno yang juga cucu Bung Karno, anggota DPR Indah Kurnia, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Wawali Surabaya Armuji, dan Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono.

Dalam kunjungan ini, Ganjar juga membasuh tangan dengan air dari kendil yang diberikan oleh tokoh masyarakat dan pegiat budaya. Kendil tersebut berisi air yang berasal dari Sumur Jobong. Sumur bersejarah ini sudah ada sejak zaman Majapahit dan diperkirakan berusia 600 tahun.

"Penyerahan kendil sekaligus sebagai simbol peneguhan spirit kebangsaan Indonesia," kata Kuncarsono Prasetyo, pegiat budaya dari Komunitas Sejarah Begandring Soerabaia.

Baca juga:
Respons Pakar Politik soal Ganjar Singgung Upaya Intimidasi Relawan

Sumur Jobong berada di Kampung Pandean. Lokasinya seratus meter dari rumah lahir Bung Karno. Airnya bersih dan segar. Kondisi sumur masih terawat sampai sekarang sebagai lokasi cagar budaya dan destinasi wisata di Kawasan Kampung Pandean.

Prosesi pengambilan air sumur sendiri sudah dilakukan sejak Kamis (4/5/2023) malam oleh warga masyarakat dan komunitas pegiat budaya.

Perlu diketahui, Bung Karno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 di sebuah rumah di Kampung Pandean Gang IV, Kelurahan Peneleh, ketika fajar menyingsing yang membuat Bung Karno dijuluki sebagai 'Putera Sang Fajar'. Bung Karno lahir dari pasangan Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.