Pixel Codejatimnow.com

Kisah Polisi Kediri Bertaruh Nyawa Mencari Korban Tenggelam di Sungai Konto

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Yanuar Dedy
Upaya evakuasi pemuda tenggelam oleh AKP Agus Sudarjanto. (Foto: tangkapan layar)
Upaya evakuasi pemuda tenggelam oleh AKP Agus Sudarjanto. (Foto: tangkapan layar)

jatimnow.com - Seorang polisi di Kediri berbagi cerita tentang upayanya menemukan seorang pemuda bernama Dwi Susanto (24) yang tenggelam di Sungai Konto Kedung Biru, pada Minggu (14/5/2023) lalu. Bermodal intuisi, dia nekat menyelam di sungai dengan kedalaman 6-7 meter seorang diri.

Adalah AKP Agus Sudarjanto yang saat ini menjabat sebagai Kasat Samapta Polres Kediri. Dia sadar apa yang dia lakukan melanggar prinsip penyelaman dan membahayakan dirinya.

“Saya menyelam sendiri dengan naik turun segala pertimbangan risiko dan saya tahu menyelam sendirian itu hal dilarang dalam prinsip penyelaman (never dive alone). Karena sungai di lokasi ini memiliki kedalaman sekitar 6-7 meter," kata Agus, Selasa (16/5/2023).

“Tapi saya merasa kalau korban ini masih ada di sekitar lokasi. Itu saya lakukan bolak balik naik turun kemudian istirahat, lalu terjun lagi menyelam sambil terus menyebut namanya," tambahnya.

Agus memang sudah tidak asing dengan menyelam karena sejak dulu dia menyukainya. Terlebih lagi, ketika dirinya berada di Brimob sekitar 23 tahun.

Saat kejadian itu, Agus dihubungi oleh Kapolsek Kandangan yang meminta bantuan mencari orang yang dilaporkan tenggelam di Sungai Konto. Dia pun bergegas menuju ke tempat kejadian perkara (TKP).

"Saat tiba di sana saya kira sungainya itu jernih ternyata keruh karena baru saja hujan," jelasnya.

Tim SAR sendiri memang sudah melakukan penyisiran di sekitar lokasi dan belum membuahkan hasil. Agus yang datang langsung terjun ke sungai dengan menyelam secara natural menggunakan peralatan Scuba Dasar (masker, snorkel dan fins).

Kasat Samapta Polres Kediri AKP Agus Sudarjanto. (Foto: Polres Kediri for jatimnow.com)Kasat Samapta Polres Kediri AKP Agus Sudarjanto. (Foto: Polres Kediri for jatimnow.com)

Penyelamannya ini secara natural karena tidak membawa tabung oksigen dengan pertimbangan keamanan karena arus di bagian tengah sungai cukup deras. Di sana terdapat arus pusaran air yang terlihat tenang, tapi ada sampah yang terus berputar-putar di atasnya.

Dalam melakukan penyelaman secara sendiri ini, ia mengandalkan pengalaman sebagai petugas SAR yang sebelumnya pernah dilakukan ketika menjadi Brimob.

Pencarian itu pun sempat terhenti karena ada azan Ashar. Perwira tiga balok di pundak ini memilih untuk berisitirahat dan berdoa agar jasad korban itu segera ditemukan. Setelah selesai, ia kembali terjun ke sungai untuk mencari jasad Dwi Sutanto, pemuda berkebutuhan khusus tersebut.

Baca juga:
Identitas Pria Telanjang yang Hanyut di Kediri Terungkap, Tato Jadi Petunjuk

Selanjutnya, Agus juga bertanya kepada seorang ibu tentang nama korban. Ketika mengetahui identitas nama korban, dia bertekad terjun kembali ke sungai.

"Sambil menyelam, dalam hati menyebut nama korban dan berdoa agar segera ditemukan," terangnya.

Selain itu, dirinya juga sempat diingatkan oleh tim SAR karena waktu sudah sore hari. Namun demikian, karena intuisi dan keyakinannya sehingga membuat dirinya terjun kembali ke sungai.

Seperti diketahui, sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) bahwa pencarian yang dilakukan Tim SAR di air memang harus dihentikan apabila sudah menjelang gelap.

"Karena dalam hati kecil saya pasti ketemu saya meminta kesempatan satu kali lagi untuk menyelam," jelas polisi yang juga menjadi wasit judo ini.

Dalam pencarian terakhir itu, mantan Kapolsek Pagu melakukan penyisiran dengan putar-putar di dalam untuk membuat ombak agar jasad itu keluar dari cerukan batu yg ada didasar sungai.

Baca juga:
Pria Telanjang Hanyut Ditemukan Pemancing di Kediri

Upayanya kemudian berhasil. Tidak lama jasad Dwi Sutanto keluar hampir bersamaan ketika dia naik untuk mengambil nafas kembali.

Menurutnya, ada warga yang berbicara bahwa jasadnya sudah keluar dan mengapung. Dia kemudian melihat ada kaki korban langsung dia pegang dan tarik ke pinggir sungai.

"Ini di luar teori karena biasanya orang tenggelam itu dua atau tiga hari baru muncul ke permukaan, setelah melalui proses pembusukan," jelasnya.

"Alhamdulillah korban ditemukan muncul ke permukaan hampir bersamaan dengan saya muncul ke permukaan sungai. Mungkin ini mukjizat dari tuhan dan doa orang banyak yang ikut hadir dalam proses pencarian," pungkasnya

Sebelumnya, korban bersama dua temannya yakni Lestari Yulianwoko (21) dan Rengga (15) sekitar pukul 09.30 WIB memancing di Sungai Konto tepatnya Kedung biru Dusun Pandean Desa/Kecamatan Kandangan.

Karena dua temannya sedang memancing, korban ini mandi di pinggir sungai dan tidak bisa berenang sehingga membuat Dwi Sutanto, warga setempat tenggelam dan hanyut di sungai.