jatimnow.com - Ide Polri untuk merehab makam para wali dan ulama di Nusantara langsung mendapat respons dari berbagai kalangan. Termasuk Laskar Sholawat Nusantara.
Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) Muhammad Fawait yang juga anggota DPRD Jatim mengaku sebagai legislator merasa malu. Ia pun sangat mengapresiasi ide Polri itu.
"Kami sangat takjub dan mengapresiasi ide cemerlang yang lahir dari Polri atas rencana merenovasi pesarean atau makam para tokoh agama, para ulama, Wali Songo, para kiai dan para habaib. Polri juga akan melakukan pembinaan kepada UMKM-UMKM di sekitar pesarean, ide ini sangat brilian," kata Fawait, Senin (19/6/2023).
Apresiasi kepada Polri ini bagi pria yang juga Bendahara GP Ansor Jawa Timur sangat beralasan. Salah satunya yakni cermin Pancasilais.
"Polri betul-betul ingin mengingatkan sejarah kepada kita, kepada generasi penerus bangsa bahwa sejarah Nusantara ini tidak lepas dari para tokoh agama, tokoh ulama, para kiai dan para wali termasuk Wali Songo," terangnya.
Dijelaskan Gus Fawait, bagaimana dulu kemerdekaan bangsa Indonesia juga jerih payah dan peran konkret para ulama dengan fatwa dan arahan kepada masyarakat untuk merebut kemerdekaan.
"Ajaran hubbul wathon minal iman, cinta Tanah Air atau nasionalisme bagian dari iman dan para ulama ini merupakan simbol dari beberapa ajaran Pancasila, maka saya katakan kebijakan ini sangat Pancasilais," ujarnya.
Baca juga:
LSN Siap Kawal Prabowo - Gibran Realisasikan Janji Kampanye
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim ini mengutarakan bahwa Pancasila bukan hanya dihafal tapi juga diamalkan dari kebijakan Polri ini.
"Tentu ini menguatkan pondasi Pancasila kepada kita, kepada generasi penerus bangsa dan juga memperkuat NKRI," imbuhnya.
Selain merehab makam, Polri juga akan membina para pelaku UMKM-UMKM yang ada disekitar wisata religi tersebut. Gus Fawait menilai langkah ini out of the box Polri.
Baca juga:
Laskar Sholawat Nusantara Beri Efek Signifikan Suara Prabowo-Gibran di Jatim
"Saya sebagai DPRD justru malu, keduluan Polri. Bagaimana, Polri betul-betul ingin membina dan menggerakkan ekonomi kerakyatan yang disinergikan dengan wisata religi. Menurut saya ini out of the box, sangat brilian. Karena tidak semua orang berfikir kesana. Bahkan, Pemerintah daerah belum berfikir sejauh ini, tetapi sudah didahului oleh Polri," bebernya.
Dengan mengembangkan UMKM tersebut, secara tidak langsung juga memaksimalkan eksternalitas positif berupa dampak ekonomi. Hal ini sebagai gerakan religius diiringi dengan gerakan meningkatkan ekonomi dari warga sekitar.
"Harapan kami ini bisa ditiru oleh pemerintah daerah sehingga bisa memaksimalkan obyek-obyek wisata religi untuk membuat masyarakat lebih religius, lebih pancasilais dan juga bisa mensinergikan dengan kebijakan yang juga berdampak pada sektor ekonomi, khususnya ekonomi informal, UMKM. Ujungnya pasti akan mengentas kemiskinan," pungkas Bendahara DPD Gerindra Jatim ini.
