Pixel Codejatimnow.com

Rakerkomwil Apeksi di Kota Pasuruan Fokus Penguatan Potensi Lokal dan Perkotaan

Editor : Redaksi  
Rapat Kerja Komisariat Wilayah (Rakerkomwil) IV Apeksi ke-18 tahun 2023 di Kota Pasuruan. (Foto: Humas Pemkot Pasuruan/jatimnow.com)
Rapat Kerja Komisariat Wilayah (Rakerkomwil) IV Apeksi ke-18 tahun 2023 di Kota Pasuruan. (Foto: Humas Pemkot Pasuruan/jatimnow.com)

jatimnow.com - Rangkaian kegiatan Rapat Kerja Komisariat Wilayah (Rakerkomwil) IV Apeksi ke-18 tahun 2023 di Kota Pasuruan berlangsung seru sejak hari pertama. Ballroom Hotel Ascent Premiere Pasuruan, lokasi pelaksanaan pun dibuat ceria.

Rapat kerja diikuti 13 wali kota anggota Komwil IV Apeksi beserta para pejabat terkait dari masing-masing daerah. Upaya penguatan potensi lokal dalam mendukung keberlanjutan pembangunan perkotaan menjadi fokus pembahasan.

Pada momen ini Kota Pasuruan banyak diapresiasi karena dinilai berhasil mengangkat potensi lokal dan menciptakan diferensiasi dari kota lain.

Ada yang menarik dalam rapat kerja ini, ketika beberapa narasumber secara bergantian saling berbalas pantun saat berkesempatan berbicara di atas panggung. Salah satu pantun yang cukup menggelitik datang dari ketua Apeksi Pusat, Bima Arya Sugiarto. Kang Bima, sapaan akrabnya mencoba memuji Gus Ipul atas kesuksesannya memimpin Kota Pasuruan.

"Rakerkomwil di Pasuruan keren sekali, jadi inspirasi semua wali kota," ujar Kang Bima yang juga Wali Kota Bogor itu.

Bima Arya menjadi salah satu keynote speaker yang banyak memberikan pandangan dan gagasannya mengenai perkembangan pemerintah kota ke depan. Ia menyebut bagaimana kemajuan kota di Indonesia akan mencerminkan kemajuan Indonesia yang akan datang.

Ia lantas menegaskan bahwa banyak para pemimpin kota yang akhirnya sukses melejit hingga ke tingkat yang levelnya lebih tinggi karena reputasi dalam memimpin kota.

"Wali kota itu game changer dalam kepemimpinan kota. Bagaimana kota itu bisa berubah wajahnya, tergantung dari bagaimana wali kota memimpinnya," kata Bima.

Menurut Bima, Kota Pasuruan adalah salah satu contoh sempurna bagaimana peran wali kota mampu merubah wajah kota melalui diferensiasi dengan kota lain.

Baca juga:
Mas Adi Minta Seluruh Perangkat Daerah Terapkan TTE di Tahun 2024

"Gus Ipul cerita bagaimana beliau berpikir keras memunculkan sesuatu yang beda dari Kota Pasuruan dengan kota lain. Akhirnya ketemulah kekuatan itu pada wisata ziarah dipadukan dengan konsep payung Madinah," ucapnya.

Apa yang dilakukan Gus Ipul di kota Pasuruan, kata Bima, adalah salah satu bentuk inovasi yang dapat dilakukan di masing-masing pemkot. Ia juga menambahkan inovasi menurutnya akan jauh lebih bermanfaat apabila dibarengi dengan penguatan potensi lokal.

"Kalau di Bogor ada satu hari dimana pegawai pemkot akan memakai busana casual produk lokal. Ini bagus sebagai cara memajukan UMKM," lanjutnya.

Senada dengan apa yang disampaikan Arya Bima, Gus Ipul juga berbicara tentang usahanya terus belajar dari kota lain untuk menggali dan memanfaatkan potensi lokal agar menjadi sesuatu yang lebih besar dan bermanfaat bagi warga Kota Pasuruan.

Baca juga:
Mas Adi Mengapresiasi dan Mendukung Lomba Panah Kota Pasuruan

"Saya tidak malu belajar kepada kota yang lebih dulu maju. Saya belajar dari Kota Probolinggo, Kota Madiun, Kota Mojokerto, dan kota lain supaya kinerja kita lebih baik," tegas Gus Ipul.

Untuk membawa ilmu yang ia peroleh, Gus Ipul menyebut konsep ATM (amati, tiru, modifikasi) menjadi metode yang pas untuk diaplikasikan di Kota Pasuruan.

"Untuk itu, inilah manfaat diselenggarakannya rapat Apeksi di Pasuruan. Bukan dampak langsung, namun untuk jangka panjang akan sangat bermanfaat bagi tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan jadi kesempatan kita belajar dari kota lain," ujarnya.

Rapat kerja hari ke-1 kemudian dilanjutkan dengan pembahasan materi oleh Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Akmal Malik.