jatimnow.com - Mengawali misi dagang dan investasi di Provinsi Bengkulu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Ruang Garuda, Gedung Daerah Balai Raya Semarak, Bengkulu, Minggu (2/7/2023).
Kerja sama tersebut dimaksudkan untuk memperkuat hubungan kedua provinsi. Terdapat empat sektor utama yang menjadi fokus yaitu sektor pertanian, perkebunan , perikanan dan peternakan.
Selanjutnya, MoU antara Pemprov Jawa Timur dengan Pemprov Bengkulu tersebut ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh 13 OPD, 8 BUMD dan 5 Asosiasi dari kedua provinsi.
"Penajaman kerja sama di empat sektor yaitu pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan ini memiliki potensi besar untuk dibangun partnership oleh kedua provinsi," ungkap Khofifah.
Khofifah menjelaskan, salah satu keunggulan sektor pertanian Jatim adalah produksi beras dan kualitasnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi di Jatim tahun 2020 tercatat 9,94 juta ton, tahun 2021 tercatat sebesar 9,789 juta ton dan tahun 2022 tercatat sebesar 9,526 juta ton gabah kering giling (GKG).
Tingginya produksi padi ini salah satunya didorong oleh faktor teknik mekanisasi. Dimana padi tidak dipanen secara manual, melainkan menggunakan combine harvester sehingga bisa mengurangi potensi loss 9 sampai 11%.
Baca juga:
Pj Gubernur Jatim Adhy Optimistis Regulasi Baru jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Di sektor perkebunan komoditas kopi dan cokelat marketnya luar biasa. Dari 32 jalur tol laut, sebanyak 27 tol laut melewati Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Terakhir, Khofifah mengungkapkan sektor peternakan meliputi banyak hal yang berpotensi untuk dikerjasamakan salah satunya daging sapi potong di Jawa Timur.
Terlebih, di Jatim saat ini polulasi sapi terdapat lebih dari 5 juta ekor sapi. Ini karena, di Jatim terdapat BBIB (Balai Besar Inseminasi Buatan) milik Kementerian Pertanian yang berada di Singosari Malang. Ini merupakan potensi yang besar apabila bisa dilakukan kerja sama pelatihan agar bisa swasembada daging selanjutnya ekspor pasar ke luar negeri.
Baca juga:
Pj Gubernur Jatim Adhy Dinobatkan jadi Tokoh Keterbukaan Informasi Publik
"Kultur beternak sudah jadi, teknologi sudah siap. Tinggal bagaimana kekuatan ekonomi baru masyarakat kita untuk melahirkan peternak handal," ujarnya.
Dari ketiga sektor yang disebutkan, Khofifah mengaku ada potensi yang sangat besar untuk dilakukan kolaborasi dan kerjasama antara kedua provinsi. Hasilnya, tidak sekadar meningkatkan roda perekonomian, lebih dari itu mampu mensejahterakan kehidupan masyarakat.
"Peternakan, pertanian , perikanan dan perkebunan merupakan item yang mampu dibangun partnership untuk kemudian dilakukan penajaman dan identifikasi di masing-masing sektor," pungkasnya.