Pixel Code jatimnow.com

Rian Priya Handoko, Penangkar Merak karena Mencintai Reog Ponorogo

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Ahmad Fauzani
Rian Priya Handoko saat di kandang meraknya. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Rian Priya Handoko saat di kandang meraknya. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Pria di Ponorogo rela merogoh kocek sendiri untuk menangkarkan merak hijau. Dia adalah Rian Priya Handoko warga Desa Gakak, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.

Kisah Rian Priya Handoko dimulai dari kecintaannya terhadap seni Reog Ponorogo dan binatang, khususnya burung merak hijau. Dia memiliki mimpi untuk melestarikan burung merak hijau yang populasinya semakin langka.

Dengan pengalaman belajar dari penangkar burung merak di Kabupaten Madiun, dia memutuskan untuk membuka penangkaran sendiri di halaman rumahnya.

"Saya belajar dulu di tempat Mbah Surat, di Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun. Di situ saya semakin tertarik," ujar Rian yang juga calon legislatif Partai Perindo, Senin (31/7/2023).

Dia mengaku kemudian membeli enam burung (3 pasang) merak hijau seharga Rp 100 juta.

"Ya namanya cinta, semahal apapun saya tebus. Paling besar sepasang itu Rp50 juta, yang tengah Rp35 juta, kecil Rp15 juta," kata Rian.

Baca juga:
Mengenal Alfredo Nararya, Pemain Persebaya U-16 yang Jago Sains

Ia telah mendapatkan izin resmi dari Balai Konversasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk mengajarkan cara pemeliharaan burung merak.

"Saya cinta kesenian reog dan cinta dengan merak. Ini adalah usaha saya mewujudkan cinta saya,” jelas apoteker ini.

Tujuan utamanya adalah menyediakan bahan baku reog Ponorogo. Pasalnya, kesenian tersebut menghadapi kesulitan dalam menjaga kelangsungan tradisinya akibat kelangkaan bahan baku dadak merak yang semakin langka.

Baca juga:
Sosok Wamensesneg Bambang Eko di Mata Tetangga Jember, Pintar Sejak SD

Selain itu, Rian memiliki visi yang lebih luas untuk penangkaran meraknya. Ia bermimpi menjadikannya sebagai objek wisata edukasi, terutama untuk anak-anak di sekitar wilayahnya.

“Dengan cara ini, warga dapat belajar dan menyadari pentingnya pelestarian alam dan perlindungan hewan langka seperti burung merak hijau,” pungkasnya.